Jumat, September 20, 2024

Perspektif Ilmu Kalam

Ilmu kalam adalah studi yang mempelajari keesaan Tuhan dari perspektif tauhid. Antara lain bagaimana memahami keberadaan pencipta alam. Berluang lingkup sifat dan zat dari yang maha pencipta dimaksud.

Secara etimologi asal kata ilmu kalam berasal dari kata kalam berarti pernyataan. Bermakna ilmu yang berasal dari ucapan. Kalam Syekh Abu Darda, kalam Ustadz Hasan Basri al Bashri dan semacamnya.

Lalu dalam terminologi dimaknakan ilmu kalam itu dalam wujudnya pada kehidupan sehari-hari. Telaah yang jelas dalam memahami tauhid. Perspektif tauhid dalam wawasan keesaan Allah.

Terdapatlah tokoh pemikir yang menjelaskan hal tersebut. Seperti Hasan Basri al Basri yang hidup pada era tabiin atau awal ke-10 masehi dan tokoh lain-lain.

Maksudnya mereka menyampaikan tentang agama dan penjelasan pahamnya. Mereka itu adalah ilmuwan  dalam bidang ilmu kalam.

Sebagaimana kita ketahui paling tidak ada 4 hal yang menjadi fokus telaahnya, yaitu:

Pertama ilmu syariat, berkenaan dengan bagaimana ilmu syariat dalam praktek. Bagaimana pengejawantahannya dalam agama ditampilkan pada kehidupan sehari-hari.

Kedua, ilmu tharikat. Menyangkut soal metode dan cara memahami.

Ketiga, ilmu hakikat dengan telaah atau studi berkaitan dengan kajian inti permasalahan.

Keempat. ilmu makrifat berkaitan keyakinan dan pengejawantahannya.

Yang keempat ruang lingkup kajian itu bermuara kepada memahami zat dan sifatnya keesaan Tuhan. Ada ahli ilmu pengetahuan yang mengidentikkan ilmu kalam dengan ilmu tauhid. Lantaran fokus telaahnya banyak kepada bidang kajian tauhid (ilmu dalam mengesakan Tuhan).

Memang kajian ilmu kalam sangat luas dan mendalam seperti kita sebutkan empat bidang ilmu di atas. Kesemuanya memerlukan keriusan dan ketekunan. Agar ilmu itu menjadi mantap dan berguna.

Mengapa demikian? Lihatlah contoh bagaimana memahami limu syariat tak bisa dilihat tampilan fakta semata. Perlu pemahaman berkait dengan bagaimana dilaksanakan tak hanya kulit kulitnya saja. Begitu juga ilmu yang lain.

Bagaimana contoh yang hanya kulit kulitnya saja. Ilmu tidak mendalam. Contohnya puasa bukanlah sekadar menahan lapar saja.Tak makan dan tak minum saja. Tujuan puasa utamanya adalah bertaqwa kepada Allah.

Dengan demikian perlu pendalaman dan kesungguhan. Mendalami dan memperteguh keyakinan adalah tujuan utama telaah kajian ilmu kalam. Keberhasilan telaah ilmu kalam sama dengan keberhasilan meyakini dan  memahami alam pada umumnya. Semoga!

Jakarta, 16 Maret 2024

*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles