Kota Tasikmalaya, Demokratis
Pertama di Priangan Timur, Walikota Tasikmalaya Drs. H. Muhammad Yusuf ikut menghadiri peresmian gedung Rumah Sakit Jantung Tasikmalaya di Jln. Mohammad Hatta Kota Tasikmalaya, Ahad (16/10/2022).
Seperti disampaikan Walikota Yusuf, dirinya bersyukur bahwa Kota Tasikmalaya sekarang jadi tempat orang yang berobat sakit jantung.
“Di Priangan Timur baru ada di Kota Tasikmalaya. Pasien yang memiliki penyakit jantung bisa ditangani di sini. Masyarakat juga bisa menggunakan BPJS dan orang yang tidak mampu juga bisa berobat di RS. Jantung Tasikmalaya ini,” ucapnya kepada awak media usai soft opening.
Di tempat yang sama, Denny Hermawanti SE, Mars Komisaris PT. Graha Kardia Indonesia menuturkan, RS. Jantung Tasikmalaya ini didedikasikan untuk pelayann yang paripurna, dari mulai rawat jalan, diagnostik, bedah sampai rehabilitasi untuk pasien pasca tindakan yang memiliki resiko bisa melayani masyarakat luas.
“Kami memiliki visi memberikan akses kepada masyarakat sebagaimana RS. Jantung di Matraman Jakarta hampir 80 persen pasien kami memakai BPJS Kesehatan. Ada di Tasikmalaya ini karena keinginan kami agar bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” urainya.
Lanjut dia, secara refalensi angka kecenderungan masyarakat sakit jantung di Jawa Barat 1,7% dan wilayah Tasikmalaya ini merupakan poros di Priangan Timur.
“Tasikmalaya ini kota dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus. Akses Priangan Timur lebih mudah karena posisinya di tengah yang kebetulan ada pembangunan jalan tol yang nantinya akan mudah diakses,” terangnya.
Dikatakan Denny Hermawanti, sekarang ini baru peresmian gedung karena janji kami untuk hadiah HUT Kota Tasikmalaya ke-21 di bulan Oktober ini.
“Jika operasional kami sudah selesai baru akan ada grand opening. Karena ijin operasionalnya ada di provinsi itu akan memakan waktu panjang dan sedang berproses,” sebutnya.
Masih kata Denny Hermawanti, tujuan didirikan RS. Jantung Tasikmalaya ini ingin memberdayakan SDM di Tasikmalaya. Pihaknya akan mengutamakan pegawai dari mulai dokter, perawat hingga cleaning service dari warga sekitar. Menurutnya, RS. Jantung paling sulit mengelola SDM kedokteran, kesehatan dan tidak semua ada.
“Sambil menunggu, kami juga menyekolahkan orang. Jadi, kami bukan menerima dokter yang sudah jadi, namun kami sekolahkan dulu,” tandasnya. (Eddinsyah)
