Minggu, Oktober 12, 2025

Pertemuan Jokowi dan Prabowo Dianggap Lebih Bernuansa Politis Dibanding Dialog Kebangsaan

Jakarta, Demokratis

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengaku tidak menangkap nuansa dialog atau pembahasan masalah kebangsaan saat Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menemui Presiden Prabowo Subianto.

“Saya justru melihat nuansa politis lebih kental dalam pertemuan itu dibandingkan pembicaraan soal masalah kebangsaan,” ujarnya, Minggu (12/10/2025).

Menurut dia, ada beberapa hal yang membuat langkah Jokowi menemui Prabowo kental muatan politik, dibandingkan kebangsaan. Pertama, Jokowi berupaya mencari perlindungan Prabowo dari desakan publik terkait skandal yang melibatkan mantan Gubernur Jakarta tersebut.

“Mulai dari soal ijazah, hingga rumor keterlibatan Jokowi dalam kasus yang sedang ditangani KPK, misalnya soal korupsi Nadiem Makarim hingga Riza Chalid yang sangat mungkin bisa menyeret nama Jokowi,” imbuhnya.

Kedua, lanjut Dedi, legitimasi Gibran Rakabuming Raka sebagai Wapres RI mulai digugat yang terlihat dengan persoalan isu serupa seperti Jokowi, yakni terkait ijazah hingga legitimasi pencalonan yang dianggap merusak konstitusi.

Di sisi lain, Prabowo hingga kini tidak pernah bersikap terhadap skandal dari Jokowi dan keluarga, sehingga diduga meresahkan mantan kader PDIP itu. “Semua skandal yang melibatkan Jokowi maupun keluarga, Prabowo sejauh ini diam tanpa ada tanda membela atau berpihak kepada Jokowi, sehingga memungkinkan membuat Jokowi gusar,” ungkapnya.

Selain itu, langkah Jokowi menemui Prabowo makin kental bermuatan politik setelah para loyalis atau pendukungnya terkena reshuffle Prabowo. Dedi menilai, Jokowi tentu resah melihat pencopotan Budi Arie Setiadi hingga Hasan Nasbi dari Kabinet Merah Putih. “Bahkan, bukan tidak mungkin Jokowi mendapat aduan jika ada peluang, Prabowo berupaya membersihkan loyalis Jokowi dari lingkar Istana,” tuturnya.

Terakhir, keputusan Jokowi menemui Prabowo tentu tak lepas dari keinginan untuk menguatkan hubungan Gibran dengan Ketua Umum Gerindra tersebut. “Termasuk kemungkinan bila Jokowi mengutarakan penguatan hubungan Prabowo dan Gibran untuk tetap bersama di Pilpres 2029. Situasi ini sangat diperlukan Jokowi dalam rangka mencari dukungan Prabowo,” tambah Dedi. (EKB)

Related Articles

Latest Articles