Indramayu, Demokratis
Banjir rob yang melanda di beberapa titik wilayah pesisir Pantura, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengakibatkan para petani tambak mengalami kerugian secara materiil.
Menurut Amir warga Desa Pabean Ilir yang memiliki lahan tambak di Desa Totoran menjelaskan, intensitas hujan terjadi karena air laut sudah lebih tinggi dari permukaan tanggul. Selain itu, air laut maupun kali yang mengaliri ke hilir dari hulu limpas kembali karena perbedaan level antara daratan dan lautan.
“Mulai hari Jumat tanggal 3 mulai rob. Sekarang sudah agak mending. Petani tambak mengalami kerugian puluhan juta ke atas,” keluh Amir selaku petambak ketika dikonfirmasi Demokratis, Selasa (7/12/2021).
Bahkan menurut Amir, sebagai warga desa Pabean Ilir mengatakan, sejauh ini pemerintah melalui dinas terkait belum ada langkah dan upaya untuk penanganan mengatasi banjir rob yang terjadi.
Sementara itu, pihak Kecamatan Pasekan bersama desa terkait pun diakui belum berkoordinasi dengan instansi terkait menyikapi banjir rob yang melanda di sejumlah titik di Kecamatan Pasekan.
Penjelasan Kepala Kecamatan Pasekan, Haryono, menyikapi fenomena banjir rob itu, pihaknya menjelaskan bahwa permasalahan tersebut ada pada wewenang pemerintah desa. Agar pemerintah desa dapat menginventarisir permasalahan yang terjadi di lapangan dan dapat melaporkan hasilnya kepada dinas yang berwenang.
“Adanya koordinasi dengan pemerintah desa dan menginventarisir permasalahan di lapangan. Dan koordinasi dengan BPBD, melaporkan ke Diskanla dalam rangka penanggulangan rob,” jelas Haryono saat dimintai keterangan oleh Demokratis. (RT)
