Di antara sahabat nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) tercatatlah nama nabi yang utama yaitu Saidina Ali. Di samping itu ia juga adalah anak dari paman nabi yaitu Abi Thalib. Jadi ia pun dipanggil juga Ali bin Abi Thalib, dengan menambahkan namanya Radhiyallahu anhu, yaitu yang diridhai Allah. Alkisah, ia hidup pada zaman nabi dan menjadi khalifah keempat. Pengganti khalifah Usman. Ia menjadi khalifah Rasyidin yang terakhir.
Ditambahkan di antara empat sahabat nabi yang utama, mendapat gelar dari nabi Muhammad SAW yaiu Abubakar bergelar Ash Shiddiq yang lurus, Umar bin Khattab Asadullah (pedang Allah), Utsman bin Affan dengan gelar Addau Darrain (dua sayap). Lalu Ali bin Abi Thalib. Bergelar Babul Ilmu (pintu ilmu).
Demikanlah penghargaan nabi kepada empat sahabat utamanya ini. Masing-masing mendapat panggilan yang disesuaikan dengan ciri pada mereka. Menjadi identitas yang dimiliki masing- masing mereka.
Sayyidina Ali Ra pernah berkata yang amat terkenal:
Maa minta’aitiialh yakti fii kurhin. Waman makk siaytul yaktii fissahwat.
Apa-apa perbuatan yang metaati Allah sangat ditentang hawa nafsu. Apa-apa perbuatan menjauhi Allah (maksiyat pada Allah) sangat disetujui atau disenangi oleh hawa nafsu.
Maksud dari ucapan ini mengingatkan pada manusia yaitu selalu digoda oleh hawa nafsu pada semua perbuatan yang cenderung mentaati Allah. Tapi sebailiknya segala pebuatan yang mendurhaka atau maksiat kepada Allah sangat disokong oleh hawa nafsu. Menjadi batas mana yang perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Karena itu tanda-tanda dari rayuan hawa nafsu adalah melihat pebuatannya. Mana yang berpihak kepada kecenderungan kepada Allah, mana yang cenderung kepada perbuatan durhaka atau maksiat kepada Allah. Karena banyak manusia yang terpengaruh oleh godaan agar menuruti setan.
Demikian Sayyidina Ali dalam satu petuahnya yang terkenal. Di mana ungkapannya itu selalu menjadi rujukan berpikir bagi orang yang ingin berbuat menghindar dari godaan hawa nafsu. Yang selalu membawa kesesatan. Lantaran terbawa oleh rayuan ajakan yang menyimpang.
Nampaknya petuah Sayyidina Ali sangat relevan. Banyak orang masa kini terjebak bukan karena tidak mengerti persoalan, tetapi karena pengaruh hawa nafsu. Gangguan pikiran yang menyimpang.
Karena kalau timbul godaan yang menyimpang. Ingatlah petuah Sayyidina Ali yang mengingatkan agar perkara yang dianjurkan Allah untuk ditaati. Jangan sampai tergoda oleh rayuan yang bisa menyesatkan. Semoga!
Jakarta, 27 Februari 2022
*) Masud HMN adalah Doktor Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com