“Ini masalah utamanya adalah titik berat pendidikan kita masih konvensional. Kenyataannya, pemerintah masih berkutat di paradigma pengajaran itu tatap muka,” kata Totok.
Totok menyebut, pemerintah harusnya sudah mulai menggeser paradigma tersebut. Pembelajaran yang efektif, kata dia, harus memanfaatkan semua sumber pengetahuan termasuk menguasai teknologi digital dan virtual.
“Kalau tidak, teknologi itu hanya tempelan. Pernyataan bahwa pandemi akan mengubah cara kita belajar itu hanya jargon saja,” sebut dia.
Selain itu, guru juga mesti diberikan pelatihan menjalankan PJJ yang berbasis daring tersebut. Sebab sejauh ini guru tidak siap melakukan PJJ dengan benar.
“Sudah begitu, tidak ada toolkit dari pemerintah dan minim pelatihan. Kan PJJ bukan sekedar memindah materi tatap muka ke media daring,” tutup dia. (Red/Dem)