Pandeglang, Demokratis
Sarana dan prasarana yang representatif adalah hal yang sangat vital bagi sebuah lembaga pendidikan. Sebab, sarana dan prasana yang memadai dipastikan akan memberikan dampak ganda (multiplier effect) karena akan membuat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) efektif sehingga menghasilkan lulusan yang unggul.
Namun bagaimana jika hal sebaliknya terjadi terhadap sebuah lembaga pendidikan? Dapat dipastikan KBM tidak akan berjalan maksimal. Demikian juga hal yang saat ini dialami oleh Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Cahaya Cikeusik yang berada di Kampung Ciririgi, Desa Sukaseneng, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
PKBM Cahaya Cikeusik yang berdiri sejak tahun 2016 lalu, terus mengalami peningkatan warga belajar (WB) yang sangat signifikan sehingga harus juga diimbangi dengan peningkatan ruang kelas baru (RKB) maupun sarana dan prasarananya.
Ketua PKBM Cahaya Cikeusik, Armdi, saat ditemui Demokratis mengungkapkan lembaga pendidikan yang ia pimpin bertujuan untuk membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“PKBM Cahaya Cikeusik menyelenggarakan pendidikan kesetaraan paket A, B dan C, kursus komputer, keaksaraan dasar dan pendidikan non formal dan informal lainnya,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya, baru-baru ini.
Menurut Armdi, PKBM Cahaya Cikeusik sejak berdiri pada tahun 2016 lalu terus berusaha agar sedapat mungkin memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat agar tidak ketinggalan dengan perkembangan jaman revolusi industri 4.0 yang merupakan penggabungan dari teknologi otomatisasi dan cyber.
“Saat PKBM Cahaya Cikeusik memiliki warga belajar sebanyak 113 orang (paket B dan C) yang didik oleh sebanyak 14 orang tutor,” jelasnya.
Lebih lanjut Armdi mengatakan meskipun PKBM Cahaya Cikeusik sudah memenuhi admistrasi seperti ijin pendirian dan ijin operasional namun sampai saat pihaknya masih membutuhkan uluran tangan pemerintah seperti Kemendikbudristek dan dinas pendidikan provinsi maupun kabupaten untuk pembangunan RKB sehingga KBM dapat berjalan dengan efektif.
“Saat ini kami membutuhkan penambahan RKB mengingat jumlah wajib belajar di PKBM Cahaya Cikeusik setiap tahunnya terus meningkatkan,” katanya.
Saat ini, katanya, PKBM Cahaya Cikeusik memiliki luas tanah 300 meter persegi dengan bangunan seluas 50 meter persegi sehingga tidak terlalu memadai untuk menampung seluruh warga belajar baik paket B maupun C.
“Meski demikian kami tetap berusaha agar kegiatan belajar mengejar dapat berjalan optimal sehingga ilmu yang disampaikan tutor benar-benar dapat diterima dengan baik,” tuturnya.
“Semoga kedepan ada bantuan dari pemerintah agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih efektif lagi,” harapnya. (Ruslan)