Bandung, Demokratis
PKBM Insan Madani yang berlamat di Kampung Kalapa Tilu RT 01/02 Desa Rancatungku, Kecamatan Pamengpek, Kabupaten Bandung, melaksanakan ujian sumatif kelas XII Paket C pada tanggal 8, 9, 14 dan 15 April 2023.
Pelaskanaan ujian tersebut diikuti sebanyak 116 warga belajar (WB) di tiga lokasi dikarenakan ruang yang ada tidak mencukupi untuk menampung seluruh warga belajar.
Abah Kosim, salah satu warga belajar yang sudah berusia 73 tahun tetap tampak semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dan ujian sejuak tahun 2018 agar dapat lulus serta mendapatkan ijazah Paket C.
“Motivasinya mengikuti kesetaraan adalah untuk anak cucu agar semangat dalam belajar,” kata Abah Kosim.
Menurut Ketua PKBM insan Madani Reza Ahmad Madani, tidak ada kata terlambat dan tidak mengenal usia belajar sepanjang hayat untuk belajar di PKBM. “Dalam hadis menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga hingga akhir hayat. Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi. Artinya tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim,” pungkasnya.
Sementara PKBM Insan Madani yang handir di tengah-tengah masyarakat untuk mencerdasakan kehidupan bangsa telah banyak dikunjungi berbaragai pihak, seperti Camat Pameungpeuk Agis Ruswanto, S.STP, M.Si, Kasi Sosbud Kecamatan Pameungpeuk, Sekdes Rancatungku, Penilik Kesetaraan Kecamatan Pameungpeuk Doktor Pipin Arifin, Kasi PKBM dan Kabid Agus.
Kabid Agus selalu memotivasi warga belajar agar tidak pernah merasa malu mengikuti pendidikan di PKBM karena sekolah ini tidak ada bedanya dengan formal. “Setelah mengikuti ujian sumatif dan harus dilanjutkan ujian kelulusan komputer Paket C kelas XII yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 dan 14 Mei 2023 agar mendapatkan sertifikat kesetaraaan yang nantinya bisa digunakan untuk kuliah, kerja, anggota dewan dan doakan mudah-mudahan bermanfaat,” jelasnya.
Selain itu, Kabid juga kepada penyelenggara PKBM Insan Madani menyampaikan, PKBM harus membuktikan bahwa proses belajar sampai ujian untuk menghapus pradigma masyarakat yang menganggap ijasah Paket C dijual belikan.
“Karena dilihat dan dinilai peserta yang hadir ujian di PKBM dengan jumlah 116 warga hampir 100 persen, ada 6 warga belajar yang tidak hadir dikarenakan sakit dan 1 orang yang berada di Bali kontrak kerja maka pelaksanaan ujiannya online,” katanya.
Sementara PKBM Insan Madani sendiri berdiri dari tahun 2014 dan dipercaya oleh tiga lembaga pesantren yang sudah bekerja sama. Selain itu, PKBM Insan Madani juga bekerja sama dengan Camat Pameungpeuk dengan program PAPUKET (Pameungpeuk Program Kerja Paket) yang dimana sudah mentandatangani MoU dengan tiga desa, yaitu Desa Rancatungku, Desa Sukasari, dan Desa Bojongkonci.
Untuk menampung warga belajar/masyarakat Anak Tidak Sekolah (ATS) dimana tiga desa tersebut mengrekrut dan mendata juga mensosialisasi agar mereka mengikuti sekolah di PKBM Insan Madani. Dalam MoU tiga desa tersebut juga memfasilitasi tempat dan sarana belajar apabila di PKBM tidak tertampung.
Ika Rohmatika Sekretaris PKBM Insan Madani menyatakan bahwa perkembangan siswa di PKBM semakin banyak setelah program inovasi program Camat, yaitu PAPUKET (Pameungpeuk Program Kerja Paket).
“Untuk data yang terdaftar tahun ajaran 2023-2024 berjumlah kurang lebih 150 warga belajar bervariasi dari Paket A, B, dan C. Ini semua didukung juga oleh program Bupati dengan program ATS (Anak Tidak Sekolah) agar ke depannya meningkatkan IPM di Kabupaten Bandung. Pradigma kami sebagai Ketua PKBM Insan Madani tidak menjual belikan ijasah,” katanya.
Tidak hanya sampai di situ, PKBM Insan Madani juga kerjasama dengan perusahaan garmen yaitu PT. Multigarmenjaya dimana bila ada warga belajar yang telah lulus di PKBM Insan Madani akan ditampung untuk bekerja di perusahaan tersebut karena Wahyu memiliki jabatan sebagai HRD di PT. Multigarmenjaya. (A. Wahyudin)