Indramayu, Demokratis
Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (PKSPD) Indramayu, Jawa Barat, O’ushj Dialambaqa, mengkritik keras anggaran revitalisasi Alun-alun Puspawangi yang rencananya menelan anggaran senilai Rp7,377 miliar.
Pasalnya, anggaran uang rakyat yang digunakan untuk merevitalisasi alun-alun tersebut nilainya dianggap terlalu tinggi. Sementara pagar alun-alun yang lama, dibongkar hanya karena kepentingan politis, dan diketahui pembongkaran pagar alun-alun waktu itu dilakukan pada 19 Mei 2021 dengan estimasi nilai asetnya senilai Rp500 juta lebih. Kemudian untuk rencana revitalisasinya menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) tahun 2022.
“Rencana revitalisasi alun-alun dengan konsep alun-alun terbuka hijau yang nyaman dan asri bagi masyarakat, serta menjadikan alun-alun milik rakyat itu sebagai dalil saja. Sebab, jika kita melihat maket proyeknya tampak tidak terlampau mewah dalam desainnya. Namun patut diindikasikan bahwa kemewahannya adalah, kemewahan dalam desain saja, yang berpotensi untuk berkorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),” tegasnya kepada Demokratis, Rabu (6/4/2022).
PKSPD juga heran, dengan biaya yang sebesar itu—apakah tanaman yang akan dibeli dalam revitalisasi itu diperoleh dari varietasnya tanaman negara lain. Sehingga, menurutnya, publik patut bertanya apakah dengan desain taman yang hanya seperti itu harus menghabiskan anggaran senilai Rp7 miliar lebih.
“Pertanyaan kemudian adalah, apakah tanaman bunga dan poho-pohon yang ditanam di taman itu, harus didatangkan atau dibeli dari daerah Arizona Amerika Serikat, atau berasal dari pedalaman Alaska dan atau Afrika. Ataukah taman itu akan dihiasi pernak-pernik intan permata, dan atau materi yang serba mahal lainnya, itu pokok soalnya,” kritik O’o sapaan akrabnya.
Menurutnya, PKSPD juga telah mencoba mengkaji secara empiris mengenai revitalisasi Alun-alun Puspawangi di era kepemimpinan Bupati Nina dan Wakil Bupati Lucky Hakim yang baru berjalan satu tahun ini.
“Jika dilakukan analisa karakteristik kekuasaan dan kepemimpinan Bupati Nina Agustina Da’i Bachtiar, secara empiris yang telah berjalan selama setahun ini, dan dengan telah terjadinya sejumlah aksi unjuk rasa, lantas dalam aksi tersebut bupati selalu sembunyi atau hengkang dari para demonstran. Dan lagi-lagi hanya Maman Kostaman sebagai Asisten Daerah II (Asda 2) yang tampil menemui para demonstran, yang bahkan wakil bupati pun tidak terlihat batang hidung dan tugas pokok fungsinya. Tetapi wabup pun masih bisa berapologi dan beralibi bahwa itu karena dalam kursi pengasingan kekuasaan oleh bupati,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakan, dengan membaca empirisme kekuasaan dan karakteristik kepemimpinan Bupati Nina selama satu tahun menjabat, telah mengafirmasi kebenaran yang tak terbantahkan, bahwa rencana revitalisasi Alun-alun Puspawangi itu, hanya merupakan benteng ketiga sebagai penyekat kekuasaan, antara bupati dengan rakyatnya.
“Sementara eksistensi DPRD Indramayu pun diduga telah berada di bawah ketiak bupati. Kondisi itu seperti harimau-harimau dalam sirkus, dengan fakta yang tak terbantahkan, seperti pada saat kejadian sidang interplasi,” tambah O’o.
“Bagaimana mungkin bupati bilang alun-alun terbuka untuk rakyat, jika nantinya para pengunjuk rasa di alun-alun depan pendopo, lantas ada bunga atau pohon yang ditanam di taman rusak terinjak-injak, maka konsekuensinya tentu pendemo akan dihadapkan pada pasal tindak pidana pengerusakan, dan pastilah akan ditangkap aparat keamanan,” tandasnya.
Seperti diketahui Bupati Indramayu menekankan perlunya upaya untuk merevitalisasi alun-alun. Selain pembongkaran pagar alun-alun, konsep lainnya yang tangah disiapkan adalah menjadikan alun-alun milik rakyat. Pemerintah Kabupaten Indramayu akan menata ulang alun-alun Indramayu agar bisa dinikmati oleh masyarakat secara luas. Alun-alun akan diberi nama Alun-alun Puspawangi.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Indramayu, Aep Surahman, mengatakan, revitalisasi Alun-alun Puspawangi akan menelan anggaran senilai Rp7,377 miliar, termasuk revitalisasi gapura, trotoar, saluran air, serta kolam.
“Konsep Alun-alun Puspawangi adalah alun-alun terbuka hijau yang nyaman dan asri bagi masyarakat,” ungkapnya, Minggu (6/3/2022) lalu. (S Tarigan)