Prancis, Demokratis
Polisi Prancis pada Jumat (17/5/2024) menembak mati seorang pria bersenjata yang mencoba membakar sebuah sinagoge di Kota Rouen di Prancis utara.
“Polisi nasional di Rouen pagi ini berhasil melumpuhkan seorang individu bersenjata yang jelas-jelas ingin membakar sinagoge di kota itu,” tulis Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin di X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Polisi menanggapi laporan “kebakaran di dekat sinagoge” pada pukul 06.45 (waktu setempat), kata sumber polisi.
Sebuah sumber yang mengetahui kasus itu mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pria tersebut “bersenjatakan pisau dan batang besi, dia mendekati polisi, lalu polisi menembaknya. Orang tersebut tewas.”
“Bukan hanya komunitas Yahudi yang terkena dampaknya. Seluruh kota Rouen juga terkena dampaknya dan terguncang,” tulis Wali Kota Rouen Nicolas Mayer-Rossignol di X.
Dia menjelaskan tidak ada korban lain selain penyerang.
“Dua penyelidikan terpisah telah dibuka, satu mengenai kebakaran di sinagoge dan satu lagi mengenai penyebab kematian seseorang yang dibunuh oleh polisi,” kata jaksa Rouen.
Investigasi yang dilakukan oleh inspektorat jenderal kepolisian Prancis dilakukan secara otomatis setiap kali seseorang dibunuh oleh polisi.
Pria itu mengancam seorang petugas polisi dengan pisau dan petugas tersebut menggunakan senjata dinasnya, kata jaksa Rouen.
Orang yang meninggal itu tidak segera diidentifikasi, kata sumber polisi.
Ketika ditanya oleh AFP, Kantor Kejaksaan Anti-Terorisme Nasional mengatakan bahwa mereka saat ini sedang mempertimbangkan apakah mereka akan menangani kasus ini.
Prancis memiliki komunitas Yahudi terbesar di antara negara mana pun setelah Israel dan Amerika Serikat, serta komunitas Muslim terbesar di Eropa.
Terjadi ketegangan di Prancis setelah serangan kelompok militan Palestina Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, diikuti dengan pengeboman Israel di Jalur Gaza.
Grafiti tangan merah yang dilukis di Monumen Holocaust Prancis awal pekan ini, memicu kemarahan termasuk dari Presiden Emmanuel Macron yang mengutuk “anti-Semitisme yang menjijikkan.”
Prancis dilanda serangkaian serangan Islamis sejak tahun 2015 yang juga menargetkan sasaran Yahudi. Terdapat serangan-serangan tersendiri dalam beberapa bulan terakhir dan kewaspadaan keamanan Perancis tetap berada pada tingkat tertinggi. (IB)