Ternate, Demokratis
Polres Ternate bakal memberikan pengamanan khusus rencana kunjungan Ustad Abdul Somad (UAS) ke Kota Ternate, Maluku Utara.
Ustad Abdul Somad sendiri dijadwalkan datang ke Maluku Utara pada bulan Juni mendatang.
Kedatangan Ustaz Abdul Somad dalam rangka safari dakwah ke beberapa daerah di Maluku Utara.
Kapolres Ternate, AKBP Andik Purnomo Sigit kepada wartawan mengatakan, hingga kini pihaknya belum memperoleh informasi menyangkut kedatangan ustad di Kota Ternate.
“Kalau soal kedatangan UAS di Kota Ternate, sampai sekarang saya belum terima laporannya,” ucap Andik, Kamis (19/5/2022).
Meski demikian pihaknya akan menyiapan pengamanan khsusus jika UAS datang.
“Yang jelas kami akan siapkan pengamanan jika benar UAS datang ke Kota Ternate,” tutupnya.
Ustad Abdul Somad sendiri beberapa waktu lalu tak diizinkan masuk ke Negara Singapura
Hal itu menimbulkan perbincangan hangat di publik.
Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad mengaku dirinya ditahan di Imigrasi Singapura di ruangan 1×2 meter.
Ustaz Abdul Somad awalnya menduga ia dideportasi dan dicekal Singapura.
Dalam keterangannya, Ustad Abdul Somad mengaku ia mengunjungi Singapura hanya untuk berlibur.
Namun, Dubes RI untuk Singapura kemudian mengklarifikasi Ustaz Abdul Somad hanya tak diizinkan masuk.
Pria yang akrab disapa UAS itu bahkan sempat mempertanyakan alasan dirinya tak diizinkan masuk ke negara Kota Singa tersebut.
Sejak kabar itu mencuat, ia pun tak mengetahui penjelasan pasti terkait alasan dirinya dicekal pemerintah Singapura.
Kini, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura akhirnya buka suara.
Kemendagri Singapura membeberkan alasan Ustad Abdul Somad dicekal atau ditolak di negaranya.
Kemendagri Singapura mengungkapkan, UAS tak diizinkan masuk karena terkait konten ceramahnya.
Lewat keterangan tertulis, Kemendagri Singapura mengungkap sosok Ustaz Abdul Somad dianggap sebagai penceramah ekstremis.
Menurutnya, Ustaz Abdul Somad dicekal karena ajarannya yang terlarang di Singapura.
UAS dianggap ekstremis yang merendahkan komunitas agama lain secara terbuka.
“Ia membuat pernyataan yang merendahkan anggota komunitas agama lain,” begitu bunyi keterangan tertulis Kemendagri Singapura, Rabu (18/5/2022).
Selain dianggap sebagai penceramah ekstremis, UAS juga dianggap segregasionis (pemecah belah).
Karenanya ajaran-ajaran tersebut tidak diterima di Singapura dengan masyarakat yang multi rasial dan multi agama.
Lantas, Pemerintah Singapura itu pun menyinggung konten ceramah UAS yang menyebut bom bunuh diri sah bila dikaitkan dalam konteks konflik Israel-Palestina.
Menurut pemerintah Singapura pendapat Ustad Abdul Somad demikian dianggap ekstremis.
Adapun UAS juga dinilai merendahkankan komunitas agama lain karena pernyataan UAS soal sebutan kafir untuk non-muslim.
Pihaknya menduga, UAS bukan untuk berlibur melainkan juga modus untuk kunjungan sosial.
Demikian, karena beberapa alasan tersebut pemerintah Singapura menyoroti hal serius.
“Somad berusaha memasuki Singapura dengan modus untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura,” jelas keterangannya.
Atas kejadian itu Ustad Abdul Somad banjir dukungan dari tokoh dan pengikutnya.
Bahkan, sejumlah tokoh hingga pengikutnya ramai naikkan tagar #SAVEUAS di media sosial. (Albert S)