Belum lama lagi menjabat Menteri Kanan (Menko), masa depan politik Menteri Kanan (Ekonomi), Datuk Seri Mohamed Azmin Ali berada dalam bahaya. Politik masa depannya dipersoalkan karena dilihat kurang mempercayai pimpinan UMNO dan PAS.
Seperti dikatakan Ketua Penerangan Barisan Nasional (BN) Selangor, Isham Jalil, bahwa dakwaan itu kaitan tindakan anggota Parlimen Gombak itu mengadakan Musyawarah Tindakan Pembangunan Negeri (MTPNg) baru-baru ini tanpa wakil rakyat dari Perikatan Nasional, yang hanya mengundang Menteri Besar Selangor, Datuk Seri Amirudin Shari dari Pakatan Harapan (PH).
“Dia nampaknya bermasalah dengan semua orang. Azmin perlu berusaha memperbaiki hubungannya dengan UMNO dan PAS serta melupakan untuk mendapatkan kembali sokongan ahli Partai Keadilan Rakyat (PKR). Kapal itu sudah belayar.” Seperti dipubliskan Sinar Harian Malaysia (20/7/2020).
Ia menambahkan bahwa pemilih etnis China tidak akan memilih Azmin dan rekan-rekannya yang berhijrah daripada Pakatan Harapan, pada pilihan raya akan datang. “Saya rasa dia ada masalah besar ketika ini,” katanya seperti dalam laporan portal Free Malaysia Today, baru-baru ini.
Dalam pada itu, bekas staf khusus Datuk Seri Najib Tun Razak berkata, UMNO Selangor lebih suka bertanding pada Pilihan Raya Umum ke-15 (PRU15) di bawah perjanjian Mufakat Nasional dengan PAS berikutan tiada perjanjian formal antara Perikatan Nasional.
Nampaknya ini petunjuk akan terjadi perubahan politik Malaysia. Tengku Azmin akan terganjal peranan politiknya di masa dekat. Namun tidak membawa implikasi besar pada kabinet. Karena bersatunya UMNO dengan PAS.
Tidak ada sokongan akar rumput untuk Bersatu dan kemenangan 13 kursi pada PRU lalu hanya kerana pemilih Melayu terbagi antara UMNO dan PAS.Ia sangat sesalkan retorik negatif seperti ‘UMNO tidak populer, UMNO parti yang kalah’ seperti diucapkan pemimpin Bersatu tidak membantu memperbaiki hubungan dan hanya memburukkan lagi keadaan.
Nampaknya ini petunjuk akan terjadi perubahan politik Malaysia. Tengku Azmin akan terganjal peranan politiknya di masa dekat. Namun tidak membawa implikasi besar pada kabinet karena bersatunya UMNO dengan PAS.
Penulis artikel ini sepakat tentang masalah itu. Tengku Aznin kali ini, ia tidak lagi akan memiliki kelebihan ini. Orang China tidak akan memilih PPBM lagi dan kumpulan kecil orang Melayu yang juga penyokong tegar PKR akan meninggalkannya. Jika Bersatu tidak bekerjasama dengan UMNO, ia akan bermasalah.
Mengapa demikian, karena orang Melayu hanya memerlukan UMNO dan PAS untuk memperjuangkan kepentingan Melayu dan Islam. Jika tokoh dari partai Bersatu tidak menyukai UMNO, mereka boleh menyertai PAS. Ini jika mereka betul-betul peduli dengan perpaduan Melayu.
Inilah masa para petinggi politisi Melayu di Malaysia untuk mengambil kira tentang perpaduan Melayu. Apa saja boleh terjadi, apa saja mungkin diambil asal dasarnya kepentingan mayoritas Melayu. Yang terbaik bagi Melayu pasti terbaik untuk Malaysia.
Jakarta, 27 Juli 2020
*) Mas ud HMN adalah Doktor Pengajar pada Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta