Jakarta, Demokratis
Direktur Survey and Polling Indonesia (Spin), Igor Dirgantara mendapatkan data publik terkait dengan potensi para calon presiden (capres) di Pemilu 2024 yang berpotensi menghentikan polarisasi masyarakat. Apalagi, sampai saat ini, polarisasi akibat tensi politik yang terjadi sebelumnya masih menggeliat dan belum juga terurai.
Dari hasil survei yang dilakukan Spin, nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi sosok yang dinilai publik berpotensi untuk meredakan polarisasi masyarakat tersebut.
“Survei ini menunjukkan bahwa Prabowo cenderung dipandang publik sebagai tokoh nasional yang mampu diterima semua pihak untuk mengakhiri polarisasi sosial yang dinilai publik masih terjadi hingga saat ini,” kata Igor dalam siaran persnya, Jumat (8/7/2022).
Apalagi saat Prabowo Subianto menerima tawaran Presiden Joko Widodo untuk membantu menjalankan roda pemerintahan. Posisi Prabowo yang merupakan rival Jokowi di Pilpres 2019 silam itu menjadi magnet positif di mata publik saat ini, khususnya di mata para pemilih Jokowi di pemilu sebelumnya.
“Sikap Prabowo yang menerima tawaran Jokowi untuk bergabung dalam pemerintahan diduga dipandang pemilih Jokowi sebagai sikap pemersatu, patriotik, mementingkan kepentingan negara daripada kelompok,” ujarnya.
Survei yang dilakukan SPIN menunjukkan, Prabowo dipilih oleh 23,2% responden sebagai sosok yang dinilai mampu menghentikan polarisasi. Di urutan selanjutnya terdapat nama AHY (9,8%), Ridwan Kamil (7,5%), Andika Perkasa (6,2), Airlangga Hartarto (5,1%), Cak Imin (4,7%), dan nama-nama lainnya. Selain itu, terdapat 34% responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Kemudian bagi pemilih Prabowo yang sempat kecewa akibat sosok yang mereka dukung ternyata ikut membantu Jokowi-Maruf menjalankan roda pemerintahan, dinilai Igor sudah banyak yang kembali dan memberikan nilai positif kepada Prabowo.
“Sementara bagi pemilihnya pada 2019 yang lalu sempat kecewa, diduga pula telah membaik persepsinya,” kata Igor.
Survei tersebut dilakukan oleh Spin sejak 25 Juni sampai 5 Juli 2022 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Metodologi pengumpulan sampel menggunakan teknik probability sampling, multistage random sampling varian area random sampling dengan kualitas margin of error (MoE) -/+ 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (Kurai)