Oleh Dr Mas ud HMN
Per 30 Maret sudah 1.414 orang terpapar Covid-19 dan 112 orang meninggal. Pemerintah terus bekerja keras. Masyarakat juga ikut mendukung. Kita bersyukur karena kita kompak bersatu.
Hanya saja kapan batas akhir Virus Corona di Indonesia? Jawaban umum tiada yang tahu, kata lainnya Wallahu a’lam bishawab. Sebab faktanya hingga kini dimana sumber dan bagaimana bentuk serta karakter makhluknya tidak diketahui.
Meski demikian bukan berarti virus tak bisa dikalahkan bukan. Sekali lagi bukan demikian.
Sekalipun virus ini unik dan mematikan. Lagi pula cepat sekali berubah bentuk dan karakter. Semula namanya Virus Corona, belakangan berganti nama Covid-19. Ini nama baru berkarakter identik juga bahaya serangannya tidak beda. Simpulannya ganti istilah wabah lama tapi dibedakan menjadi neo virus pandemik bentuk baru.
Semula asal kedatangan dari Wuhan Provinsi di Cina. Lantas tiba serta merta berubah jadi virus global dari Cina ke Italia ke Britain, Perancis, Korea lalu Indonesia. Kini per 29 Maret 2020 sudah 118 negara. Luar biasa makhluk bernama Covid-19 telah bertebar di muka bumi.
Menghubungkan mewabahnya Covid-19 dengan problema waktu berapa lama musibah itu akan berlasung serta apa yang bisa menyembuhkan ini soalan penting. Dengan kata lain kapan musibah itu dihentikan. Jawabnya tidak mudah. Tapi bagaimanapun harus ada ihktiar yang jelas. Kita coba menjawabnya sebagai berikut:
Pertama, wabah Covid 19 pasti akan berhenti tidak terlalu lama. Bisa sebulan atau dua bulan. Contoh Cina sudah dapat mengatasinya dalam dua bulan.
Kedua, jawabannya dengan ikhtiar yang harus dilakukan secara bersama. Tanpa kecuali. Intinya mengikuti protokol kesehatan.
Respon di atas ini kita dasarkan pada pengalaman Cina mengambil waktu dua bulan, mengerahkan semua pihak dengan dukungan keuangan yang ada. Juga menggunakan tangan otoriter kekuasaan siang dan malam tanpa kenal lelah. Hasilnya mereka dapat keluar dari problem serangan Covid-19.
Selain itu ada faktor otoriter kuasa pemerintah Cina, bahkan bisa jadi sebagai variable dominan pada sukses hasil. Notasi variable otoriter kuasa ini adalah dalam memobilisasi membangun rumah sakit secara cepat, perawatan yang terpapar virus. Kemudian manajemen pengendalian informasi dalam rangka larangan kerumunan orang.
Sementara variable lain adalah penemuan ramuan obat pendukung. Terutama meringankan pasien yang terpapar yang menjadi soal penelitian keilmuan medis lebih lanjut. Seperti kekebalan tubuh atau anti body manusia dalam serangan wabah penyakit.
Alasan berikutnya untuk keluar dari serangan Covid-19 adalah keyakinan, kepercayaan kuat bahwa bukan virus yang mengalahkan manusia tapi manusia dapat mengalahkan virus berlandaskan spiritual keagamaan. Tiap penyakit ada obatnya. Inilah alasan spiritual yang tak lekang kena panas dan tak lapuk karena hujan. Manusia adalah khalifah diberi keunggulan di atas bumi termasuk menundukkan wabah penyakit.
Alasan pada keyakinan tak pernah pudar masa terus beredar. Semua berawal dan berakhir. Mari kita berikhtiar penuh tawakkal dan kesabaran. ***