Filipina, Demokratis
Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr angkat bicara perihal ancaman pembunuhan yang dilayangkan dari wakil presidennya sendiri, Sara Duterte, pada akhir pekan lalu.
Mengutip Reuters, Selasa (26/11/2024), Bongbong berjanji melawan apa yang ia sebut sebagai ‘ancaman sembrono dan mengkhawatirkan’ terhadap dirinya itu.
Dalam sebuah pesan video publik, Bongbong menekankan bahwa ‘rencana kriminal semacam itu tidak boleh diabaikan’ meski tidak menyebutkan nama Sara Duterte.
“Pernyataan yang kami dengar dalam beberapa hari terakhir sangat mengkhawatirkan. Ada penggunaan kata-kata kasar dan ancaman untuk membunuh beberapa dari kami,” ujar Bongbong dalam rekaman video itu.
“Saya akan melawan mereka. Jika merencanakan pembunuhan presiden semudah itu, bagaimana dengan warga biasa?” paparnya menambahkan.
Perseteruan antara Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dan Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr telah mencapai puncaknya. Pada Sabtu (23/11/2024), Sara Duterte dengan blak-blakan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Bongbong dalam konferensi pers secara daring.
Sara mengaku bahwa dirinya telah berbicara dengan seorang pembunuh bayaran dan menginstruksikan untuk membunuh Presiden Bongbong, istrinya, dan Ketua DPR Filipina jika ia dibunuh.
“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan jika saya terbunuh, bunuh lah BBM (Bongbong Marcos), (Ibu negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Ini tidak main-main. Tidak main-main,” kata Sara dalam konferensi pers itu.
“Saya bilang, ‘jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka’ dan dia mengiyakan,” lanjut putri dari eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte tersebut.
Hal itu disampaikan Sara menanggapi seorang warganet yang memintanya untuk tetap aman. Dikatakan bahwa Sara berada di wilayah musuh saat dirinya berada di ruang bawah Kongres bersama kepala stafnya. Namun, Sara tak menyebutkan adanya dugaan ancaman terhadap dirinya.
Melihat pernyataan Sara, Komando Keamanan Presiden Filipina (PSC) segera meningkatkan keamanan Bongbong dan mengatakan pihaknya menganggap ancaman sang Wapres sebagai masalah keamanan nasional.
Badan itu juga menyebut telah berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, menghalangi, dan mempertahankan diri dari segala ancaman terhadap presiden dan keluarga presiden.
“Ancaman apapun terhadap nyawa presiden dan keluarganya, terlepas asalnya –dan khususnya terhadap ancaman yang sedemikian gamblang disampaikan di depan umum– akan ditangani dengan sangat serius,” kata pernyataan badan tersebut.
“Kami menganggap persoalan ini sebagai isu keamanan nasional dan akan mengambil semua tindakan yang perlu demi menjaga keamanan presiden,” lanjut pernyataan PSC.
Sebelumnya, Bongbong mencalonkan diri bersama Sara sebagai calon wakil presidennya dalam pemilihan umum Mei 2022 dan keduanya menang telak dalam kampanye yang menyerukan persatuan nasional.
Namun, kedua pemimpin dan kubu mereka dengan cepat berselisih pendapat karena perbedaan-perbedaan utama, termasuk dalam pendekatan mereka terhadap tindakan agresif China di Laut China Selatan yang disengketakan.
Sara pun mengundurkan diri dari Kabinet Bongbong pada bulan Juni sebagai Menteri Pendidikan dan Kepala Badan Antipemberontakan.
Seperti ayahnya yang juga vokal, mantan Presiden Rodrigo Duterte, ia menjadi pengkritik utama Bongbong, istrinya Liza Araneta-Marcos, serta Ketua DPR Martin Romualdez, yang merupakan sekutu dan sepupu presiden. Sara menuduh mereka melakukan korupsi, inkompetensi dan secara politik menganiaya keluarga Duterte dan para pendukung dekatnya.
Kecaman terbarunya dipicu oleh keputusan anggota DPR yang bersekutu dengan Romualdez dan Bongbong untuk menahan kepala stafnya, Zuleika Lopez, yang dituduh menghalangi penyelidikan kongres atas kemungkinan penyalahgunaan anggarannya sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan.
Lopez kemudian dipindahkan ke rumah sakit setelah jatuh sakit karena terus menerus menangis ketika mendengar rencana untuk mengurungnya sementara di penjara wanita. (IB)