Kamis, September 19, 2024

Presiden Jokowi Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti

Jakarta, Demokratis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Jalan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat (1/10/2021). Sama dengan tahun lalu, upacara diselenggarakan secara sederhana namun tetap hikmat dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Berdasarkan pantauan dalam video yang disiarkan oleh Sekretariat Presiden, upacara diselenggarakan secara sederhana, hikmat, sangat minimalis, dan menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Para peserta upacara yang hadir di Monumen Pancasila Sakti, semuanya memakai masker dan menjaga jarak.

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang hadir bersama Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin, tiba di tempat upacara pada sekitar pukul 07.55 WIB. Presiden Jokowi langsung menuju podium untuk memimpin upacara peringatan bertema “Indonesia Tangguh Berlandaskan Pancasila”.

Sebagai Komandan Upacara Kombes Polisi Iwan Saktiadi, seorang perwira menengah Polri yang sejak 3 Agustus 2020 menjabat sebagai Dirlantas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sebelum pembacaan teks Pancasila, Presiden Jokowi selaku inspektur upacara memimpin mengheningkan cipta untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang gugur.

Ketua DPD Republik Indonesia La Nyalla Mahmud Mattalitti bertugas membacakan teks Pancasila, dilanjutkan pembacaan naskah UUD 1945 oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Ketua DPR RI Puan Maharani membacakan dan menandatangani Ikrar. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bertugas untuk membacakan doa.

“Ikrar, dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya bahwa sejak diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945, pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan baik dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Puan Maharani.

“Bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara,” kata Puan Maharani.

“Bahwa dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya NKRI negara kesatuan, maka di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan NKRI,” tutur Puan Maharani.

Setelah penandatanganan ikrar, upacara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dalam doanya, Yaqut mengatakan Tuhan yang merajut hari para pendahulu untuk menahbiskan Pancasila sebagai falsafah pemersatu negeri.

“Jangan jadikan kami sebagai manusia tak tahu diri, menggerogoti tiang penyangga rumah tinggal kami. Engkau pemilik sejati kekuatan dan kesaktian, dengan kepalan takdirMu, Pancasila Engkau selamatkan, dengan rahmat pertolonganMu pula kami menatap masa depan gemilang,” ucap Yaqut Cholil Qoumas.

Turut hadir pula Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Setelah upacara berakhir, Presiden dan Ibu negeri serta Wakil Presiden dan istri dan pajabat negara lainnya melakukan doa di depan Lubang Buaya, tempat pembuangan jenazah para pahlawan revolusi.

Jumlah peserta upacara yang hadir secara fisik dibatas dalam upacara tersebut. Jajaran menteri, pimpinan lembaga/instansi pusar beserta pimpinan tinggi madya atau sederajat, kepala daerah/forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimpda), kantor/lembaga yang ada di daerah mengikuti upacara yang dilaksanakan di Monumen Pancasila Sakti secara virtual dari kantor masing-masing.

Seperti diketahui, pada setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, menyusul ditumbangkannya Gerakan 30 September (G30S) PKI.

Pada 30 September 1965 telah terjadi penculikan serta pembunuhan para jenderal, yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R Suprapto, Mayjen Haryono, Mayjen S Parman, Brigjen DI Pandjaitan, Brigjen Sutoyo, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean, dan Brigadir Polisi KS Tubun. Sementara itu, Jenderal AH Nasution berhasil meloloskan diri dari kepungan anggota G30S PKI, meski kakinya tertembak dan putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban. (Albert S)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles