Rabu, Desember 17, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Program Upland Ciptakan Kesejahteraan Petani Nanas Secara Signifikan

Subang, Demokratis

Sebuah terobosan baru bagi para petani nanas di Kabupaten Subang kini tengah berlangsung.

Pemerintah melalui program upland yang berbasis pada pengembangan perkebunan nanas berupaya menciptakan perubahan signifikan dalam produktivitas dan kesejahteraan petani.

Program yang mengutamakan pembangunan infrastruktur dan penyediaan sarana pertanian ini memberi angin segar bagi petani nanas di Kecamatan Jalancagak, khususnya di Dusun Desa Jalancagak, yang menjadi pusat sentra nanas.

Membuka Jalan Menuju Kesejahteraan

Salah satu langkah nyata dari Program Upland ini adalah pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 1 kilometer, yang telah rampung dibangun dengan anggaran Rp350 juta yang bersumber dari Islamic Development Bank (ISDB).

JUT yang dibangun secara swakelola ini bertujuan untuk memperlancar distribusi hasil pertanian, meningkatkan aksesibilitas ke lahan perkebunan, dan mengurangi biaya transportasi yang selama ini membebani petani.

Carmin, Ketua Kelompok Tani Bina Mandiri di Desa Jalancagak, mengungkapkan rasa syukurnya terhadap program ini.

Menurutnya, pembangunan JUT ini adalah langkah strategis yang sangat membantu kelancaran kegiatan pertanian, terutama dalam mempercepat pengangkutan hasil panen.

“Program ini sangat bermanfaat bagi kami. Dengan adanya jalan ini, distribusi hasil pertanian menjadi lebih mudah dan cepat,” ujarnya (16/12/ 2025).

Selain itu, program ini juga memberikan bantuan bibit nanas berkualitas yang cukup untuk menanam 10 hektare lahan, dengan target 80.000 bibit nanas yang siap ditanam.

Petani di Desa Jalancagak juga menerima bantuan pupuk dengan total 6 ton nitrogen dan 1 ton NPK, serta alat pertanian seperti mesin pemotong rumput dan alat semprot.

Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen nanas.

Dari Lahan hingga Pasca-Panen: Pembenahan Menyeluruh

Tujuan utama dari Program Upland adalah untuk meningkatkan mutu dan kuantitas produk nanas, serta memperbaiki tata kelola pertanian mulai dari pembibitan hingga pasca-panen.

Tidak hanya itu, program ini juga memberikan peluang bagi hilirisasi produk nanas seperti pembuatan keripik, selai, dan serat daun nanas.

Hal ini membuka pintu bagi diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah bagi petani.

Carmin menjelaskan, program ini memberi kesempatan bagi petani di Desa Jalancagak untuk tidak hanya fokus pada penanaman dan panen, tetapi juga mengembangkan agrowisata nanas, yang dapat menarik wisatawan sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

“Selain menanam dan memanen, kami juga mulai mengarah ke pengembangan agrowisata. Siapa tahu nanti bisa menarik wisatawan yang ingin belajar cara menanam nanas, sekaligus menikmati produk olahan nanas,” tambahnya.

Tantangan dan Solusi: Musyawarah untuk Mencapai Kesejahteraan

Tentu saja, setiap program memiliki tantangan. Bagi petani di Desa Jalancagak, salah satu tantangan terbesar adalah biaya produksi untuk penanaman.

Namun, berkat upaya keras dan kerja sama, Carmin dan anggota kelompok tani berhasil mengatasi kendala ini dengan membentuk sebuah koperasi petani nanas.

Ini memungkinkan para petani untuk saling membantu dalam pembiayaan dan memastikan produksi berjalan lancar.

“Modal memang selalu jadi tantangan, tapi kami percaya ada solusinya. Koperasi kami kini menjadi wadah untuk saling membantu,” jelas Carmin.

Selain itu, masa tanam nanas yang membutuhkan waktu hingga 18 bulan, diikuti dengan periode panen selama 6 bulan, menjadi bagian dari perhitungan yang harus dihadapi para petani.

Namun, dengan adanya permodalan koperasi dan optimisme yang tinggi, Carmin yakin petani dapat mengatasi masalah tersebut.

Menanggapi Isu Mark-Up Harga Bibit Nanas

Sebelumnya, program ini sempat menjadi sorotan karena adanya dugaan mark-up harga bibit nanas yang jauh di atas harga pasar.

Meskipun begitu,Carmin menegaskan bahwa masalah tersebut bukan menjadi perhatian utama bagi mereka sebagai penerima manfaat. Bagi kelompok tani, apa yang diterima sudah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Saya tahu ada isu itu, tapi kami di sini hanya menerima bibit dan bantuan lainnya yang sudah ditentukan. Kami berusaha untuk menjalankan program ini sebaik mungkin, dan semua bantuan yang kami terima bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas Carmin.

Dengan segala upaya dan kerja keras yang telah dilakukan, Desa Jalancagak kini optimis bahwa masa depan para petani nanas akan semakin cerah.

Program Upland bukan hanya tentang meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga tentang menciptakan sebuah sistem pertanian yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan berlanjutnya Program Upland dan optimisme yang terus berkembang di kalangan petani, Desa Jalancagak diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola potensi pertanian secara maksimal.

Program ini tidak hanya mendukung produktivitas, tetapi juga memberi peluang bagi diversifikasi ekonomi melalui pengembangan produk olahan dan agrowisata.

Para petani nanas di Subang pun semakin yakin bahwa masa depan mereka akan semakin cerah dengan dukungan pemerintah dan kerjasama yang solid. (Abdulah)

Related Articles

Latest Articles