Jakarta, Demokratis
Proyek Pekerjaan Saluran Jalan Rawa Buaya Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Kota Administrasi Jakarta barat, diduga tidak sesuai fungsinya.
Pasalnya proyek yang berasal dari Anggaran Perbelanjaan Belanja Daerah (APBD) tersebut disinyalir dikerjakan asal jadi.
Kasi Pemeliharaan Sistem Pengendali Banjir Air Baku Air Bersih dan Air Limbah Suku Dinas SDA Jakarta Barat, Imam Prasetyo mengatakan, pekerjaan saluran Jalan Rawa Buaya itu, sepanjang 140 m, 70 m pakai box culvert beton 70 m pakai yudith, dengan anggaran kurang lebih Rp400 juta melalau e-katalog.
“Itu pekerjaan saluran memakai 2 metedo, box culvert beton dan yudith,” ungkap Imam Prasetyo di ruang kerjanya, Selasa (14/9/21).
Saluran air yang dikerjakan oleh PT Pangidho Ham Mbue melalui e-katalog, air hujan yang di jalan tidak bisa masuk ke dalam saluran, bak control yang berjarak 10 sebagai pintu air masuk dalam saluran, kurang maksimal fungsinya sebagai jalan masuknya air kedalam box culvert beton. Di mana saluran yang memakai box culvert beton tertutup rapat dengan coran. Imam menambahkan, memang gambarnya begitu, untuk idealnya saluran itu terbuka seperti sungai.
“Untuk saluran itu harusnya idealnya terbuka, tapi untuk menjamin demi kenyamanan warga kita memakai box culvert beton, memang itu kurang maksimal fungsinya, nanti kita akan sampaikan sama kontraktor untuk membuka jalan air pada saluran tersebut jangan ditutup gitu semua,” ujar Imam
Tidak adanya standar kwalitas (k) untuk coran sebagai penutup box culvert sudah mulai terkelupas pada beton tersebut. Bahkan, pasir dan batu kerikil yang dipakai pada saat menutup box culvert beton sudah mulai pada ngelupas, Imam Prasetio menjelaskan, kalau semua coran itu memang tidak ada standar pada kwalitas (K) beton untuk penutup box culvert beton maupun untuk yudith.
“Karena e-katalog memang untuk standar kwalitas (k) beton tersebut tidak ada sebagai panduan atau pedoman,” tambahnya.
Salah satu Konsultan Perencana Ir Syamsudin mengatakan, saulran Jalan Rawa Buaya, seharusnya berfungsi untuk penampungan air hujan maupun air dari rumah warga, kalau saluran itu cuman menampung air, atau mengaliri air dari hulu ke hilir, tidak perlu dibuat saluran karena air otomatis mengalir ketempat yang rendah.
“Fungsi saluran itu menampung air hujan dan menampung air dari pemukiman warga, jadi kalau air hujan tidak bisa masuk pada saluran, berarti saluran tersebut gagal fungsi,” ungkapnya, Selasa (14/9/21).
Syamsudin menambahkan, dalam pekerjaan melalui e-katalog, harga itu global, per satu unit harganya, tapi, untuk menentukan harga global ada harga masing-masing yang dihitung sebelum diglobalkan harganya.
“Semua itu ada harga dan kwalitas (K) pada beton tersebut, kalau tidak ada kwalitas (K) bagaimana mereka bisa menentukan harganya,” ujarnya. (Albert S/Red/Dem)