Babel, Demokratis
Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun tahun 2014 lalu, saat ini kondisinya sangat memprihatikan. Pasalnya, sudah 10 tahun proyek yang menghabiskan anggaran uang negara ratusan juta rupiah tersebut mangkrak begitu saja tanpa dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun untuk kepentingan nelayan.
Salah satu warga berinisial AL saat ditemui Demokratis di kediamannya Jalan Dok, Kecamatan Tanjungpandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sangat menyayangkan uang negara ratusan juta rupiah mubazir begitu saja tanpa manfaat buat masyarakat maupun untuk kepentingan nelayan.
“Buat apa proyek SPAM tersebut dibangun kalau tidak dapat difungsikan. Padahal proyek tersebut dibiayai dengan uang rakyat,” katanya, baru-baru ini.
Hal senada diungkapkan oleh salah satu nelayan yang enggan disebut namanya. Ia berharap pihak pemerintah baik pusat maupun daerah serta para pihak terkait, agar segera memutuskan status SPAM tersebut agar kegunaannya dapat tepat sasaran.
“Proyek SPAM tersebut dibangun tahun 2014 lalu. Namun nasibnya merana dan dibiarkan begitu saja. Apakah hal ini tidak mubazir karena dibangun menggunakan uang rakyat? Sedangkan tujuan pemerintah membangun proyek tersebut adalah sebagai sarana kebutuhan masyarakat maupun nelayan,” katanya.
Oleh karena itu, masyarakat meminta kepada pihak pemerintah pusat, provinsi ataupun kabupaten agar proyek ini dapat diperhatikan kegunaan dan manfaatnya agar uang negara tidak mubazir begitu saja.
“Tidak terkecuali di dusun dan desa kami saja, tapi demikian juga dengan proyek desa lain yang ada di Kabupaten Belitung Barat dan Belitung Timur janganlah dibiarkan begitu saja,” lanjutnya.
Menurutnya, bangunan tersebut harus dapat difungsikan agar dapat dirasakan manfaatnya di tengah-ditengah kehidupan masyarakat.
“Sehingga hal yang seperti saat ini tidak terjadi, karena bangunannya mubazir begitu saja tidak dapat difungsikan sehingga manfaatnya juga tidak dapat dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya. (Purnama)