Tapsel, Demokratis
PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, mendukung penuh pelestarian ekosistem laut di Desa Muara Upu, Kecamatan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatera Utara.
Dalam program bertajuk ‘Pantai Barat Camp V’, yang dilaksanakan dari tanggal 29 hingga 31 Desember 2023, PTAR menghadirkan narasumber, Onrizal, Ph.D, Dosen sekaligus peneliti pada Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, memaparkan materi pelestarian ekosistem pesisir dan bawah laut.
“Kita dukung penuh. Apalagi Desa Muara Upu yang memiliki pasir putih dan bersih serta masih asri ini, menjadi lokasi pendaratan dan peneluran favorit penyu,” ujar Deputy General Manager Operations PTAR, Wira Dharma Putra, di sela-sela seminar terbuka program Pantai Barat Camp V, Sabtu (30/12/2023), di pantai Muara Opu, Tapsel.
Dituturkan, PTAR memiliki kewajiban dan komitmen turut serta dalam konservasi alam dalam keanekaragaman hayati. PTAR memiliki satu departemen khusus eksperimental lingkungan yang bertanggungjawab terhadap alam. PTAR bukan saja hanya melihat konservasi di daratan, biota air juga menjadi prioritas.
Sebagai salah satu bentuk perhatian terhadap keberlanjutan ekosistem bawah laut sambung Wira Dharma Putra, bekerjasma dengan Komunitas OPATA, PT Agincourt Resources telah memberikan dukungan terhadap konservasi satwa penyu sejak tahun 2022 sampai sekarang. Program ini akan terus berlanjut sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi ekosistem pesisir dan bawah laut dimasa mendatang.
“Kita akan mensupport rekan-rekan komunitas konservasi dengan membangun sarana dan prasarana konservasi penyu, yang ke depannya diproyeksikan menjadi lokasi ekowisata dan pusat konservasi penyu di Kabupaten Tapanuli Selatan,” timpalnya.
Sementara itu, Dosen sekaligus peneliti pada Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Onrizal, Ph.D, dalam paparannya dihadapan seratusan komunitas peduli lingkungan menyebutkan, pantai Muara Upu menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi keberadaan penyu laut yang tinggi dan produktif. Namun konservasi belum dilakukan secara optimal dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan.
“Penyu merupakan hewan yang dilindungi. Pelestarian penyu akan berdampak terhadap kegiatan ekowisata. Kegiatan-kegiatan konservasi penyu belum dilakukan secara optimal,” katanya.
Menurut Onrizal, konservasi penyu di Pesisir Pantai Barat Tapsel masih terkesan parsial, karena belum ada program dan kegiatan antar stakeholder yang terintegrasi secara baik. Oleh karena itu, melalui program ‘Pantai Barat Camp’, perhatian terhadap keberlanjutan ekosistem bawah laut diharapkan akan semakin intens.
“Jadi ini bisa kita kelola dengan baik. Bukan alamnya saja yang lestari, tapi juga akan meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan di tingkat desa,” ucapnya. (MH)