Jakarta, Demokratis
Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemerintah untuk tetap mengutamakan aspek pendidikan anak-anak pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya, dalam kondisi bencana, anak-anak dan perempuan masuk ke dalam kelompok rentan yang harus diperhatikan.
“Maka penting sekali agar Pemerintah memberi perhatian lebih, terutama agar anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tetap bisa belajar,” kata Puan, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Diketahui, sebanyak 42 sekolah dan sekitar 4600 siswa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Untuk membantu para warga, sebanyak 11 satuan pendidikan dijadikan lokasi pengungsian, tepatnya di wilayah Kecamatan Titehena.
Hal ini mengakibatkan 1.189 siswa dan 108 guru di sekolah tersebut terganggu layanan pendidikannya. Karenanya, Puan mendorong Pemerintah membuat alternatif tempat belajar siswa yang sekolahnya dijadikan tempat pengungsian.
“Anak-anak ini masuk ke dalam kelompok rentan yang terancam kehilangan hak-haknya seperti pendidikan dan bermain. Pemerintah perlu memastikan hak anak-anak dalam memperoleh pendidikan tidak terabaikan meski dalam situasi bencana,” ujarnya.
Pemerintah Flores Timur sendiri telah menyatakan seluruh sekolah di wilayahnya harus menerima para siswa pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Khususnya bagi sekolah-sekolah yang tidak terlalu terdampak erupsi.
“Maksimalkan juga dengan menyiapkan kelas atau sekolah-sekolah darurat di pengungsian, termasuk tersedianya tenaga pendidik untuk membantu anak-anak di sana tetap bisa sekolah agar tidak ketinggalan pelajaran,” ucapnya.
Kendati demikian, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) ini mengingatkan agar anak-anak yang terdampak bencana erupsi tidak dibebankan dengan hal administrasi, seperti seragam sekolah. Ia menyebut yang paling terpenting adalah agar anak-anak tetap bisa belajar.
“Dalam situasi seperti ini sekolah darurat sangat diperlukan, tapi saya minta kesampingkan dahulu perihal administrasi yang mempersulit,” tuturnya.
Untuk menunjang pembelajaran anak-anak korban erupsi, Puan meminta Pemerintah melengkapi fasilitas bantuan dengan penyediaan alat belajar dasar seperti buku, pensil, buku gambar, alat mewarnai dan kebutuhan penunjang aktivitas belajar. Ia juga menilai pembelajaran bisa dikolaborasikan dengan langkah-langkah trauma healing bagi anak korban bencana.
“Bantuan berupa alat-alat tulis dan perlengkapan belajar lainnya dibutuhkan agar anak-anak bisa tetap mendapatkan hak belajar meski di pengungsian,” katanya.
“Pembelajan juga sekaligus bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan trauma healing bagi anak-anak, misalnya melalui hiburan edukatif yang membuat anak-anak tetap semangat meski dalam kondisi sulit,” ungkap Puan. (EKB)