Palu, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga merehabilitasi dan merekonstruksi sejumlah ruas jalan dan jembatan di Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa dan tsunami pada tahun 2018 lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa penanganan pascabencana Sulteng meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. “Pendekatannya adalah build back better, tidak sekedar membangun dengan kerentanan yang sama,” kata Menteri Basuki.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah Arief Syarif Hidayat mengatakan terdapat 12 ruas jalan dan jembatan yang tengah direhabilitasi dan direkonstruksi di Sulawesi Tengah.
“Pekerjaannya dilaksanakan secara kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui skema Infrastructure Reconstruction Sector Loan (IRSL),” katanya.
Dua belas paket pekerjaan jalan dan jembatan tersebut yaitu penggantian Jembatan Palu 4 (250 m), penggantian dan rehabilitasi Jembatan Provinsi Sulawesi Tengah (52,9 m), pembangunan Jembatan Huntap Tondo-Talise, rekonstruksi Jalan Kalawara-Kulawi dan Sirenja (18,5 km), rehabilitasi Jalan Dalam Kota Palu dan rekonstruksi tanggul Jalan Rajamoili-Cut Mutia (14,09 km), rekonstruksi dan penanganan tanggul Jalan Cumi-cumi (2,4 km).
Kemudian pembangunan Jalan Akses Danau Lindu (17,8 km), rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 1 (28,39 km), rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 2 (13,21 km), penanganan lereng ruas Tambu-Tompe-Pantoloan (1,6 km), dan rehabilitasi Jembatan Sulawesi Tengah 2 Cs (255 m). “Adapun paket pekerjaan yang sudah selesai 100% yaitu pembangunan Jembatan Huntap Tondo-Talise dan rehabilitasi Jembatan Sulawesi Tengah 2 Cs,” ujar Arief.
Arief menjelaskan, rekonstruksi tanggul Jalan Rajamoili-Cut Mutia dan Jalan Cumi-cumi merupakan penanganan yang bertujuan untuk membentengi Kota Palu dari gelombang tsunami. “Jadi di antara Jembatan Palu 4, di sisi kirinya ada Jalan Cumi-cumi dan sebelah kanannya Jalan Cut Mutia. Dua jalan ini didesain dengan tinggi sekitar 6 meter untuk mengamankan Kota Palu,” tuturnya.
Untuk peningkatan konektivitas, rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 1 dan Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 2 didesain sedemikian rupa agar bisa menghubungkan Kota Palu dan Kota Sigli. “Sedangkan pada ruas Tambu-Tompe-Pantoloan, kita fokus pada penanganan lerengnya karena ruas ini selalu longsor setiap turun hujan sehingga menghambat aksesibilitas Kota Palu dan Kabupaten Tolitoli,” jelas Arief.
Senior Representative JICA Indonesia Office Okamura Kenji mengapresiasi progres rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur di Sulawesi Tengah oleh Kementerian PUPR yang dinilainya berjalan dengan baik. Ia mengingatkan agar para pengawas dan pekerja konstruksi selalu mengedepankan faktor keamanan dalam bekerja.
“Saya harap semua pekerjaan bisa terselesaikan sesuai target yang telah ditentukan tanpa terjadi kecelakaan kerja yang bisa melukai pekerja konstruksi ataupun masyarakat,” katanya. (Reimon)