Jakarta, Demokratis
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengajak para kepala daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) membangun ekosistem industri pangan agar produksi pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan di provinsi itu memberi nilai tambah bagi petani, nelayan, dan peternak.
“Ini penting untuk memberikan nilai tambah, menjaga keberlanjutan, dan memberikan kesejahteraan kepada para petani, pengrajin, peternak, dan nelayan,” kata Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) itu melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/2/2022).
Hal itu dikemukkannya saat menerima kunjungan bupati dan wakil bupati dari Dompu, Sumbawa Barat, Lombok Timur, dan Lombok Barat, yang didamping Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah pada 3 Februari 2022.
Dalam paparannya wakil gubernur menyampaikan NTB memiliki surplus pangan yaitu beras, bawang putih, bawang merah, cabe, dan daging sapi. Namun surplus itu tak diimbangi dengan kesejahteraan petani karena kualitas produk yang tak selalu memenuhi standar maupun faktor harga yang jatuh saat musim panen.
“Jadi penduduk kami miskin, tapi makanannya paling mahal di dunia. Ini terjadi di desa penghasil lobster. Mereka rutin makan lobster, saking banyaknya produksi lobster,” kata Wakil Bupati Lombok Timur, Rumaksi SJ.
Karena itulah, mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengajak para kepala daerah tersebut untuk membangun ekosistem industri pangan.
“Mumpung Bapak dan Ibu berkuasa. Gunakan kekuasaan untuk membangun kemakmuran rakyat. Dengan kekuasaan yang ada, Bapak dan Ibu bisa lebih mudah mewujudkan ide-ide dan visinya,” katanya.
Menurut dia, biarkan petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM fokus berproduksi. Sedangkan hal lainnya menjadi tugas pemerintah dan lembaga-lembaga yang diperuntukkan membantu mereka baik melalui melalui regulasi, kebijakan, pembinaan, dan kewenangan.
Dalam kesempatan itu Rachmat Gobel juga mengajak para pemimpin daerah itu mengembangkan koperasi untuk membantu permodalan, pengelolaan alat-alat, dan off taker.
“Khusus soal peternakan ini, koperasi bisa mengelola peternakan terpadu. Jadi jangan diurus sendiri-sendiri. Semua harus dalam konsep dan skala industri,” katanya.
Melalui pembangunan ekosistem itu, masalah pupuk dan bibit yang mahal dan langka bisa diselesaikan, termasuk harga yang jatuh saat panen dan beras pun bisa ditingkatkan kualitasnya.
Pada pertemuan itu para kepala daerah juga mengeluhkan NTB yang harus melalui Bali karena belum memiliki cold storage. Mereka juga menyampaikan perlunya pembangunan infrastruktur jalan, dermaga, bendungan, dan embung. Mereka meminta bantuan eskavator maupun buldozer. (Kurai)