Minggu, November 24, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Radikalisme Muncul Akibat Berkiblat Pada Islam yang Dipelajari Dari Barat

Jakarta, Demokratis

Otong Abdurahman ahli kajian kontra terorisme dari Nahdlatul Ulama mengatakan, munculnya radikalisme atas nama Islam melalui gerakan terorisme adalah buah yang dipanen akibat dari mereka yang belajar Islam dari barat atau perguruan barat yang muncul sejak abad 20, yang ditularkan kemudian kepada kaum muda sekarang ini.

“Sehingga buat sebagian orang pada hari ini, Islam seperti kehilangan makna dan paham bahwa Islam adalah damai,” kata Otong Abdurahman jebolan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saat ditemui di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Akibat dari belajar Islam tidak dari Timur tadi, kata Otong, Islam seakan-akan semakin kehilangan jiwa damai atau pembebasan karena sudah semakin jauh dari tempat kelahirannya yakni semangat Mekkah.

“Dahulu kaum Islam menjadi Mujahid karena ilmu dan amalnya dijalankan bersamaan sesuai dengan tindak perbuatannya. Pada era Islam dilahirkan, arti perang adalah pilihan yang sangat terakhir sekali,” paparnya.

Otong tidak sependapat jika Barat dikatakan sudah semakin melemah. “Saya melihat sebaliknya peradaban barat malah semakin kuat cuma ekonominya saja yang sedang mengalami guncangan karena akibat kesenjangan yang muncul di barat sendiri,” katanya.

Menteri Agama Fachrul Razi saat menyampaikan sambutan ketika berlangsung Konferensi Kaum Muda Islam yang tergabung ke dalam Organisasi Negara Islam (OKI) mengingatkan kepada kaum muda agar tak segan-segan untuk menyampaikan aspirasi yang benar kepada pemimpin yang berkuasa, asalkan yang benar.

“Begitu juga para pemimpin harus berani mengambil keputusan bahwa keputusan itu adalah yang benar,” kata Fachrul yang dipanggil kaum muda dengan nama Sayid.

“Islam di Indonesia adalah Islam moderat,” imbuh wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat membuka Konferensi Kaum Muda Islam yang berasal dari negara OKI di Jakarta.

Di tempat terpisah, Dedy Mulyadi anggota DPR dari Jawa Barat mengatakan, radikalisme oleh kaum urban karena sebab kaum urban kehilangan nilai-nilai gotong royong di kota.

“Sementara pada sisi lain ruang turbuka untuk bersosialisasi di kota tidak pernah dipikirkan sehingga marak muncul individualisme di kalangan urban yang tampil jadi teroris kota itu,” kata Dedy. (Erwin Kurai)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles