Jakarta, Demokratis
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memimpin rapat koordinasi secara daring dengan para Kepala Sekolah Rakyat dari seluruh Indonesia, Rabu (19/11/2025).
Gus Ipul menyampaikan apresiasi atas kerja keras dalam mengelola Sekolah Rakyat yang diisi “siswa-siswa istimewa” dengan berbagai latar belakang. Gus Ipul mengingatkan bahwa dunia pendidikan memang penuh dinamika, tantangan, dan masalah yang harus dihadapi bersama.
“Kita mengelola lembaga pendidikan yang dinamis, mendampingi siswa-siswa istimewa. Tentu ada tantangan, hambatan, hal-hal yang kita anggap sebagai masalah, lalu kita carikan solusi,” kata Gus Ipul.
Dalam arahannya, Gus Ipul menekankan pentingnya pendataan profil sosial siswa secara lebih rinci dan manusiawi, bukan sekadar data administratif.
“Yang pertama saya titip pendataan profil sosial siswa,” ujarnya.
Pendataan yang dimaksud mencakup antara lain Data siswa penyandang disabilitas (berat, sedang, ringan; sensorik, fisik, intelektual, mental, dan lainnya); Situasi sosial siswa, seperti yatim, broken home, atau pernah mengalami kekerasan; Siswa yang mengalami ketertinggalan belajar (learning loss) atau kesulitan mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Gus Ipul, data ini menjadi dasar untuk merancang pendampingan khusus sesuai kebutuhan masing-masing siswa. Ia mencontohkan kisah Nazril, siswa SRMA 13 Bekasi yang awalnya tidak bisa membaca, namun berkat dukungan guru dan teman satu asrama, kini sudah mampu membaca dan meraih peringkat tiga di kelas.
“Ini kelemahan sekaligus keunggulan siswa yang harus kita pelajari secara khusus. Pendampingannya memerlukan layanan-layanan khusus,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul juga meminta para kepala sekolah menyiapkan intervensi terhadap kerentanan siswa berdasarkan hasil asesmen. Dengan pendataan yang baik, sekolah dapat mengidentifikasi siswa yang menutup diri, mudah marah, sering menangis, mengalami kesulitan belajar yang ekstrem, serta menjadi korban kekerasan.
Gus Ipul menjelaskan, sejumlah siswa dengan kasus berat silahkan dirujuk ke Sentra Kemensos untuk mendapatkan layanan rehabilitasi lebih intensif, sebelum nantinya kembali melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat.
“Sekolah Rakyat tidak akan mengeluarkan siswa, tapi justru mencarikan solusi,” tegasnya.
Poin berikutnya, Gus Ipul meminta di setiap Sekolah Rakyat disiapkan ruang pengaduan sebagai saluran aman bagi siswa dan tenaga kependidikan. Ruang pengaduan dapat berbentuk kotak aspirasi, jadwal konsultasi rutin, hotline khusus.
“Siapkan ruang pengaduan. Bangun budaya terbuka, rasa aman, percaya kepada guru dan wali asuh,” ujarnya.
Ia menekankan, pengaduan harus bersifat aman dan rahasia, namun tetap ditindaklanjuti secara berjenjang. Ruang pengaduan ini tidak hanya ditujukan bagi siswa, tetapi juga bagi guru, wali asrama, dan tenaga kependidikan lain yang membutuhkan ruang untuk menyampaikan kendala maupun curahan hati.
Gus Ipul juga menekankan pentingnya dialog berkelanjutan antara kepala sekolah, guru, dan siswa untuk menjaga soliditas lembaga.
“Dialog itu sangat penting. Ada saatnya kepala sekolah harus mengambil keputusan, tapi sebelum itu dialog dan komunikasi harus berjalan,” katanya.
Gus Ipul menegaskan akan terus melakukan evaluasi, monitoring, dan koordinasi internal maupun lintas kementerian dan lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat, termasuk terkait tunjangan kinerja (tukin) kepala sekolah dan guru.
“Saya akan segera menandatangani peraturan tentang ini dan saya minta hak-hak para guru segera diberikan. Haknya mereka harus dapat. Tidak boleh karena ketentuan, hak mereka kemudian terhambat,” tegasnya.
Gus Ipul menjelaskan anggaran tukin telah disiapkan dan tengah diselesaikan payung hukum tentang kelas jabatan guru dan tenaga kependidikan. Setelah proses regulasi selesai, pembayaran tukin akan dilakukan, termasuk secara rapel sesuai masa tugas.
“Yang penting kita tidak korupsi, tidak pungli, dan tidak mengurangi hak-hak mereka. Selama itu hak, carikan jalan supaya bisa diterima,” ujar Gus Ipul.
Menutup arahannya, Gus Ipul kembali mengingatkan bahwa Sekolah Rakyat adalah bagian dari strategi besar Presiden Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan.
“Sekolah Rakyat ini miniatur pengentasan kemiskinan. Tidak boleh lulusan Sekolah Rakyat nanti akhirnya kembali miskin. Lulusan Sekolah Rakyat harus jadi agen perubahan,” tegasnya.
Ia menjelaskan, pemerintah tengah menyiapkan hilirisasi bagi lulusan Sekolah Rakyat, baik yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi maupun yang ingin langsung bekerja, melalui kerja sama dengan berbagai kementerian, perguruan tinggi, dan dunia usaha.
Di tengah berbagai tantangan, Gus Ipul meminta para kepala sekolah untuk terus saling belajar, berbagi praktik baik, dan menjaga semangat pengabdian.
“Saya tahu usaha Bapak-Ibu keras semua. Saya ingin semua bisa saling belajar satu sama lain. Ini bukan sekadar mengelola sekolah, tetapi ikut mengubah masa depan keluarga-keluarga miskin di Indonesia,” pungkasnya. (Dasuki)
