Bekasi, Demokratis
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu tahun setengah di Tanah Air benar-benar membatasi pergerakan seluruh masyarakat. Tak ada acara besar yang diselenggarakan, begitu juga sekolah tidak ada yang dilakukan secara tatap muka. Bahkan tak jarang pesta pernikahan harus dibubarkan oleh petugas karena menimbulkan kerumunan. Hal tersebut semua harus dilakukan untuk meminimalisir potensi penyebaran virus corona.
Kini, masyarakat pun sudah mulai dapat sedikit bernafas lega. Kasus terpapar virus corona terus menunjukkan tren penurunan setelah diberlakukan PPKM dan juga vaksinasi yang dilakukan menyeluruh ke seluruh plosok desa.
Kerinduan untuk dapat berkumpul bersama pasti dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untungnya, hal tersebut kini sudah dapat dilakukan meskipun harus dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Seperti yang dilakukan oleh petugas Posyandu di Desa Setiamekar, Tambun Selatan, saat melakukan evaluasi terkait dengan imunisasi para bayi di aula desa yang juga dihadiri oleh Kepala Desa setempat H Suryadi SH dan Ketua PKK Hj Nunung, Kamis (2/9/2021).
Pertemuan ratusan petugas Posyandu dari 34 Posyandu di 26 RW yang ada di Desa Setiamekar merupakan kegiatan rutin yang berlangsung setiap bulan ini tetap menerapkan protokol kesehatan 3M.
“Baru pertama ini kita lakukan pertemuan tatap muka dengan para petugas Posyandu dari setiap RW, dan dua tahun belum pernah pertemuan tatap muka seperti ini. Tentu para ibu-ibu petugas Posyandu tersebut sudah pada rindu,” ungkap Kepala Desa Setiamekar, H Suryadi SH.
Menurutnya, adapun materi pertemuan perdana di tengah-tengah pandemi ini banyak hal yang mau disampaikan khususnya program kedepan. “Insya Allah pandemi ini lenyap dari bumi Indonesia. Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa pandemi sudah mulai reda. Itu tak lepas diberlakukannya PPKM maupun vaksinasi,” katanya seraya menambahkan bahwa di Desa Setiamekar sudah 12 ribu warga yang sudah divaksin dari total warga sebanyak 55.000 orang.
Pertemuan para petugas Posyandu di aula desa sebelum menyampaikan materi selalu diawali dengan mengumandangan lagu Indonesia Raya. “Kalau kita sedang menyanyikan lagu Indonesia harus tegap meskipun ada yang gatal,” kata Suryadi memberikan imbauan kepada ibu-ibu. (Juanda Sipahutar)