Tapsel, Demokratis
Kebun kelapa sawit selain memberikan manfaat bagi perekonomian negara, perkebunan kelapa sawit ini juga memberikan dampak negatif terhadap kesuburan tanah. Seperti kita ketahui, tanaman akan tumbuh dengan optimal jika ditanam di tanah yang subur, lahan bekas pakai perkebunan kelapa sawit memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah.
Di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, ratusan hektar lahan persawahan berubah fungsi menjadi lahan kebun kelapa sawit. Padahal sebelumnya Kecamatan Angkola Sangkunur termasuk salah satu penghasil padi di Tapanuli Selatan ini.
Beralih fungsinya lahan persawahan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, akibat jaringan irigasi atau saluran parit menuju lokasi persawahan diduga belum sesuai seperti yang diharapkan, sehingga debit atau pasokan air untuk persawahan tidak terkontrol dengan baik. Karena terkadang kalau datang banjir, maka sawah banyak yang tergenang, yang pada akhirnya gagal panen. Dan kalau musim kemarau debit air ke persawahan bisa berkurang.
Uba Nauli Hasibuan SH Ketua NGO Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) menegaskan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan harus memperhatikan permasalahan keluhan petani, baik dari segi infrastruktur persawahan maupun soal penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani. “Sehingga petani sawah tidak merubah lahan mereka menjadi kebun kelapa sawit,” ungkapnya.
Sementara Simbolon salah satu warga di Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan mengatakan bahwa masyarakat sekarang terkadang terikut dengan keadaan petani lain. Di mana ia melihat dari sisi ekonomi yang menjanjikan, sehingga petani lain terpengaruh menukar lahan sawah dengan kebun kelapa sawit.
“Bahkan sebagian warga lahan karet ditukar menjadi kebun kelapa sawit, dengan alasan harga karet beberapa tahun ini anjlok harganya, sehingga karet rugi untuk dideres dan ekonomi rakyat menurun,” ungkap Simbolon. (Uba)