Minggu, November 23, 2025

Rawan Jadi Korban Begal, Warga Badui Sementara Dilarang Jual Madu ke Jakarta

Jakarta, Demokratis

Pemerintah Desa Kanekes meminta warga Badui menunda aktivitas jualan madu ke Jakarta setelah kasus pembegalan yang menimpa Repan (16), warga Badui Dalam, pada Minggu (26/10/2025) di kawasan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kebijakan sementara ini diambil untuk menjaga keselamatan para pedagang tradisional Badui yang selama ini mencari nafkah dengan berjalan kaki hingga lintas kota.

Sekretaris Desa Kanekes, Medi, mengatakan imbauan tersebut sudah disampaikan kepada warga.

Untuk sementara, aktivitas berdagang dipusatkan di wilayah Banten. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan risiko keamanan yang meningkat, terutama bagi pedagang yang biasa melakukan perjalanan seorang diri.

“Kami meminta warga untuk sementara berjualan madu di sekitar wilayah Banten saja. Ini demi keselamatan mereka,” ujar Medi di Rangkasbitung, Sabtu (22/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa pemerintah desa dan tokoh adat juga mendorong warga Badui yang tetap ingin berdagang ke luar daerah untuk berangkat secara berkelompok. Perjalanan malam hingga dini hari dipastikan tidak diperbolehkan karena risiko kejahatan meningkat dua kali lipat dibanding siang hari.

“Kami ingin peristiwa yang menimpa Repan tidak terulang lagi,” kata Medi.

Repan, korban pembegalan yang masih berusia 16 tahun, kini sudah kembali ke Kampung Cikeusik, Badui Dalam. Insiden yang dialaminya memicu keprihatinan masyarakat adat. Mereka berharap aparat kepolisian mengusut kasus ini hingga tuntas dan menangkap pelaku.

“Kami berharap ada proses hukum yang jelas. Jangan sampai kejadian seperti ini terus menimpa warga kami,” tambah Medi.

Santa (55), salah satu pedagang madu Badui, membenarkan adanya imbauan untuk menunda perjalanan berdagang ke Jakarta. Menurutnya, warga menghormati keputusan adat dan berharap situasi dapat kembali aman secepatnya. (Tmr)

Related Articles

Latest Articles