Jakarta, Demokratis
Setelah deklarasikan di seluruh wilayah Indonesia, kini Sahabat Ganjar siap tempur untuk 2024 dengan mendeklarasikan secara serentak di 17 negara, Minggu (19/9/2021) di Jakarta dengan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Sahabat Ganjar, Lenny Handayani.
Adapun deklarasi serentak Sahabat Ganjar dilakukan di 17 negara, yaitu Hongkong, Macau, Jepang, Taiwan, Inggris, Singapura, Italia, Belanda, Malaysia, Arab Saudi, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Austria, Spanyol, UEA, dan Prancis.
Lenny mengatakan, Gubernur Jawa Tengah itu dinilai sebagai figur yang tepat memimpin Indonesia pasca kepemimpinan Joko Widodo pada pemilihan Presiden 2024. Ada sederet alasan mengapa Sahabat Ganjar terus melebarkan sayap hingga ke luar negeri.
“Saya melihat Ganjar sudah menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, jadi masyarakat sudah melihat hasil kerja beliau. Saya secara pribadi melihat Pak Ganjar orang benar dan bisa memajukan Bangsa Indonesia,” ujar salah satu Relawan Sahabat Ganjar di Australia, dalam video yang ditayangkan saat deklarasi berlangsung.
Sama halnya yang dikatakan para relawan dari Malaysia, Ganjar layak menjadi pemimpin Indonesia. “Pak Ganjar toleran yang tinggi, menolong orang, tegas, jujur, dan meski kami berada di luar negeri, kami akan tetap mendukung beliau,” ungkap salah satu Relawan Sahabat Ganjar di Malaysia, Asih Lestari.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan pelantikan kepengurusan Sahabat Ganjar di 34 DPW dan 140 DPC di seluruh Indonesia. Para Sahabat Ganjar ini terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
Dikatakan Lenny, Sahabat Ganjar hadir dengan semangat gotong royong dan kerja bersama agar Indonesia kuat menghadapi berbagai persoalan bangsa. “Kami menebarkan semangat yang selama ini digaungkan Ganjar dan menyebarluaskan semangat kepemimpinan Ganjar ke masyarakat luas,” kata Lenny Handayani.
Usai deklarasi, dilanjutkan dengan webinar dengan tema “Budaya, Generasi Milenial, dan Politik dalam Perspektif Naiknya Elektabilitas Ganjar”. Menghadirkan narasumber Sigit Pinardi, Kepala Redaksi Polhukam LKBN Antara dan pengamat politik, Ujang Komarudin.
Ganjar dinilai sosok yang dekat dengan berbagai elemen masyarakat termasuk anak muda atau generasi milenial. Bisa jadi, karena Ganjar adalah pemimpin yang ramah, merakyat, dinamis, mengedepankan dialog, dan merangkul siapa saja.
Sigit memaparkan berdasarkan Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 yang dirilis Januari 2021 menunjukkan generasi milenial dan generasi Z menjadi kaum mayoritas populasi Indonesia. Generasi milenial tercatat sebanyak 25,87 persen, sedangkan generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total penduduk yang mencapai 270,20 juta jiwa.
“Dalam kontestasi elektoral, keberadaan pemilih milenial dan generasi Z ini akan menentukan pada 2024 mendatang. Baik dalam hal keberhasilan pemilu atau partisipasi pemilih maupun penentuan pemimpin bangsa,” katanya.
Generasi milenial dan generasi Z ini sangat akrab dengan teknologi informasi, utamanya internet. Mereka lebih banyak memperoleh informasi dan berinteraksi dan berekspresi melalui media sosial. Inilah yang menjadi sasaran kontestasi pilpres mendatang
Setidaknya, kata Sigit Pinardi, ada dua survei yang secara spesifik menyasar generasi milenial dan generasi Z terkait dengan nama-nama potensial calon presiden mendatang, yakni survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis 21 Maret 2021 dan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dirilis 15 Juni 2021.
“Hasil survei Indikator menempatkan Anies Baswedan di urutan pertama disusul Ganjar Pranowo di urutan kedua. Sementara di survei CPCS Ganjar berada di urutan pertama disusul Ridwan Kamil,” ucapnya.
Sementara itu, Ujang Komarudin menilai Ganjar Pranowo menjadi trendsetter politisi dan pejabat daerah yang selalu mendapat sambutan hangat dari generasi milenial. Di media sosial Ganjar juga sering mendapat apresiasi positif dari masyarakat.
Dalam pengamatannya, Ganjar Pranowo adalah salah satu politisi dan pejabat daerah yang secara aktif menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan warga. Ganjar kerap menggunakan akun Instagram-nya untuk membagikan berbagai kegiatannya, dari saat mengunjungi warga, mencicipi kuliner, hingga saat bersepeda.
“Internet kini menjadi salah satu hal penting dalam bermasyarakat seiring dengan berkembangnya teknologi. Internet memunculkan adanya jenis media baru yang dinamakan new media atau media baru, salah satunya adalah media sosial,” urainya.
Menurutnya, media sosial menjadi salah satu bentuk media massa yang paling banyak diminati. Sifat media massa yang penyampaiannya lebih cepat dan komunikasi dua arah membuat penggunanya dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya secara daring.
Kehadiran internet dan media sosial secara mendasar telah mengubah berbagai aktivitas manusia, tidak terkecuali politik. Saat ini, media sosial telah menjadi elemen komunikasi politik yang perannya melampaui partai politik dan warga.
Sebelum kehadiran media sosial, aktor-aktor politik harus menggunakan media konvensional (televisi dan media cetak) untuk memastikan pesan-pesannya, baik berupa program-program politik, pernyataan sikap maupun kampanye, sampai kepada publik.
“Namun, saat ini, di era media sosial, aktor-aktor politik dapat menggunakan media sosial, baik dalam kampanye maupun untuk mendorong keterlibatan publik terhadap program politik yang sedang dijalankan oleh aktor politik,” katanya.
Menurutnya, penggunaan media sosial sebagai alat kampanye terbukti cukup efektif di beberapa negara. Yang fenomenal tentu saja kemenangan Obama dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2008.
Kemenangan Obama adalah contoh eksesif bagaimana peran media sosial sebagai alat kampanye utama dalam panggung politik yang mendapatkan perhatian dari seluruh dunia. Kemenangan Obama adalah titik balik yang menentukan dalam modernisasi kampanye politik. (Kurai)