Riau, Demokratis
Ribuan hektar perkebunan kelapa sawit di wilayah Kelapa Gading RT 37 RW 10 Desa Lubul Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau, diduga masuk kawasan Taman Teso Nilo (TNTN).
Padahal pada tahun 2015 lalu, waga bersinial AS ikut serta untuk memasang patok tersebut dalam pengukuran opjek lokasi TNTN seluas 84.000 hektar untuk seluruh kawasan Taman Teso Nilo di areal Kabupaten Pelalawan.
Namun saat tim media memasuki kawasan HPT terdapat ribuan hektar pohon kelapa sawit beroperasi, bahkan penanaman tersebut sampai juga di kawasan Taman Teso Nilo (TNTN) dan menggunakan aktivitas memakai alat berat sejenis ekskavator bebas tanpa tersentuh hukum.
Salah satu warga pengendara sepeda motor yang hendak memancing ditanyakan terkait alat berat tersebut milik siapa, dirinya mengatakan alat berat tesebut milik seseorang. “Diduga pemilik alat Ermin Cina dan saya ketepatan lagi ingin memancing dan jalan masyarakat ini yang sering saya lalui untuk memancing tersebut terputus,” keluhnya.
Sementara warga lainnya berharap intansi terkait segera menindak tegas para pemilik alat berat ekskavator di wilayah ini. “Karena kalau ada ekskavator di kawasan Taman Teso Nilo ini pasti dampaknya negatif, hutan Taman Teso Nilo semakin punah, termasuk digelar mafia tanah, pak,” terang masyarakat.
Di dalam kegiatan kami sebagai profesi tim media surat kabar umum Demokratis (KWRI) terpantau tidak satupun terlihat plant Pelalawan diduga langgar Perda, pakar hukum: APH Diminta tindak tegas Perkebunan Pemodal di kawasan HPT dan di TNTN yang tidak taat aturan.
Harapan kami agar perkebunan pemodal plat Pelalawan jika melanggar hukum sudah saatnya aparatur penegak hukum (APH) menindak tegas perkebunan pemodal yang tidak patuh terhadap aturan dan perundang-undangan serta peraturan daerah Kabupaten Pelalawan. (AS)
