Rabu, September 17, 2025

Rizal Ramli Sebut Kebangkitan Nasional Masih Jauh dari Cita-cita

Jakarta, Demokratis

Kebangkitan nasional yang telah diperingati selama 113 tahun dinilai masih jauh dari cita-cita bangkitnya rasa semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme. Bangsa Indonesia, kini masih disibukkan dengan adu domba soal agama, suku, dan kemanusiaan yang justru merusak kesatuan dan persatuan bangsa.

“Cita-cita kebangkitan bagi rakyat masih sangat jauh. Janji suci Sumpah Pemuda di mana meleburnya berbagai ego, suku, agama, dan bahasa dalam satu tarikan napas yang digelorakan 28 Oktober 1928 telah dikhianati,” ujar tokoh nasional Rizal Ramli dalam acara “Kebangkitan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Jalan Keadilan dan Kemakmuran!” di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/5/2021).

Menurut Rizal, bangsa Indonesia masih sibuk dengan adu domba soal agama, suku dan kemanusian yang justru dapat merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Hal itu tidak lepas dari ketidaksinkronan antara niat, kata-kata, dan tindakan yang merupakan buah dari pragmatisme, oportunisme dan kerakusan materil.

“Padahal kita tahu dalam suasana pragmatisme, oportunisme dan kerakusan materil tidak ada tempat untuk idealisme, intelektualisme, empati dan kemanusiaan, sehingga Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 hanya akan jadi slogan, kata-kata kosong,” ungkap Rizal.

Menurutnya, Kebangkitan Nasional harus menjadi momentum mengubah demokrasi menjadi bersih serta amanah.

“Kita harus kembali berjuang agar demokrasi kriminal ini diubah menjadi yang bersih dan amanah,” ujar Rizal.

Dikatakan, perjuangan mengubah demokrasi menjadi bersih dan amanah, dapat bermanfaat memberikan keadilan, kemakmuran dan kejayaan bagi bangsa.

“Hanya dengan jalan perjuangan itu, demokrasi bisa bermanfaat untuk memberikan keadilan, kemakmuran dan kejayaan untuk seluruh bangsa Indonesia,” ujar Rizal.

Rizal menegaskan ekonomi nasional harus dikelola dan dijalankan berlandaskan ekonomi konstitusi UUD 1945 agar bangsa Indonesia berjaya.

“Ekonomi dari, dengan, dan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Bukan ekonomi neoliberalisme yang menjadi pintu masuk neo kolonialisme baru,” ucap Rizal. (Red/Dem)

Related Articles

Latest Articles