Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ruang Lingkup Filsafat Islam

Ada terdapat empat ruang lingkup kajian filsafat Islam. Bermula dari dari lmu kajian sifat dua puluh yang memperkenalkan sifat dan zat Tuhan. Syarat itu antara lain: ilmu, syariat, ilmu tharikat, hakikat dan makrifat. Keempat ruang lingkup itu menjadi satu untuk memahami ilmu filsafat Islam.

Bagi mereka yang suka filsafat logika umum hal yang dimaksud mirip dengan belajar studi lingkup ontologi, epistomologi dan aksiologi. Yang menjelaskan ruang lingkup kerangka filsafat logika. Tujuannya menjadi awal pijakan studi filsafat dan memahami filsafat.

Demikian juga pada filsafat Islam ada pelajaran filsafat yang dimulai dari istilah wajib (origin) dan mustahil (tidak rational). Mana yang wajib dan mana yang mustahil, yang ditentukan oleh wajib dan mustahil. Yang wajib berlawanan dengan mustahil.

Sepuluh yang wajib dan sepuluh pula yang mustahil, yang kemudian disebut kajian sifat dua puluh.

Demikian pula awal studi filsafat Islam yang banyak dipakai oleh orang yang mempelajari ilmu sufi (teologi). Berorientasi pada pemahaman kalbu dan hati. Dengan banyak zikir dan merenung.

Lain dengan filsafat pada umumnya dengan memadukan kalbu dan amal perbuatan zahir. Orientasinya adalah syariat kenyataan. Yang popular dengan ungkapan filsafat amal.

Maksudnya jangan sampai terjadi pecah persatuan kongsi antara antara otak dan kalbu. Apa yang terjadi dalam kalbu nampak dari zahir. Sehingga terjadi penggabungan otak dan kalbu.

Berkaitan dengan penggabungan otak dan kalbu, penting. Dengam meminjam wanti-wanti ungkapan Syafii Maarif alamarhum katanya “jangan sampai pecah kongsi antara otak dan kalbu”. Sang pemikir Syafii Maarif khawatir kalau  itu terjadi.

Penulis interesan dengan wanti-wanti Syafii Marif di atas. Alasannya Islam berkemajuan akan sulit terwujud jika otak dan kalbu itu berjalan sendiri-sendiri. Pemikiran yang terpecah akan jadi berantakan pula idea mewujudkan Islam berkemajuan. Jadi perlulah kiranya dicari langkah yang dapat dijadikan solusi integratif.

Tanpa hitam putih dalam arti otak saja atau kalbu sahaja. Mencari way out sebagai jalan untuk terapainya idea Islam berkemajuan. Insha Allah.

Jakarta, 2 April 2023

*) Masud HMN adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles