Moscow, Demokratis
Rusia akhirnya buka suara terkait gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Kremlin menyatakan menyambut baik kesepakatan tersebut, berharap ini jadi perdamaian yang abadi.
“Jika gencatan senjata memang telah tercapai, ini hanya dapat disambut baik,” ujar Juru Bicara Utama Dmitry Peskov kepada wartawan, Rabu (25/6/2025), seraya menambahkan harapan agar ‘ini akan menjadi gencatan senjata yang berkelanjutan’, dikutip dari The Moscow Times.
Perlu dicatat, Trump mengumumkan gencatan senjata ini pada Senin (23/6/2025) sore waktu AS, atau Selasa (24/6/2025) dini hari WIB. Namun, tak lama berselang, saling serang masih saja terjadi antara kedua negara.
Baik Israel maupun Iran saling tuding melanggar gencatan senjata. Setelah ledakan di Israel utara, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, langsung memerintahkan militernya untuk melanjutkan serangan terhadap target-target Iran.
Melihat kondisi ini, Trump pun murka! Ia mengecam keras kedua negara karena melanggar gencatan senjata, namun menekankan kekecewaannya yang lebih besar pada Israel.
“Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” sembur Trump. Ia bahkan melontarkan peringatan keras kepada Israel: “Jangan jatuhkan bom-bom itu. Jika Anda melakukannya, itu adalah pelanggaran besar. Bawa pilot kalian pulang, sekarang!”
Dukungan Rusia untuk Iran: Bukan Sekadar Simbolis!
Rusia, yang dikenal sebagai sekutu dekat Iran, sebelumnya telah menyerukan de-eskalasi konflik, namun tidak langsung menawarkan bantuan militer meski AS menyerang situs nuklir Iran akhir pekan lalu. Saat ditanya apakah dukungan Moskow hanya simbolis, Peskov dengan tegas membantah.
“Banyak yang ingin mengobarkan api dan merusak kemitraan antara Moskow dan Teheran,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengungkapkan langkah-langkah dukungan baru saat bertemu Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Senin. Pertemuan ini terjadi sehari setelah serangan AS ke Iran.
Putin mengecam serangan terhadap Iran sebagai ‘tidak beralasan’ dan ‘tidak dapat dibenarkan’, meski tidak secara langsung menyebut AS. Ia hanya mengatakan Rusia ’berupaya membantu rakyat Iran’, tanpa merinci bentuk bantuannya.
Peskov juga mengungkapkan bahwa Araghchi tidak memberitahu Putin tentang serangan rudal balasan Iran terhadap pangkalan militer AS Al Udeid di Qatar pada Senin. Serangan itu tidak menimbulkan korban, dan Trump mengklaim Iran telah memberikan peringatan dini.
Ia menambahkan, masih terlalu dini untuk mengetahui tingkat kerusakan pada situs nuklir Fordo, Isfahan, dan Natanz milik Iran yang menjadi sasaran serangan AS pada Sabtu malam.
Sementara itu, Putin juga berbicara dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa pada Selasa, menyerukan upaya bersama untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di kawasan. (IB)