Jakarta, Demokratis
Meninggalnya almarhum Sahat Sipahutar penduduk Lobusingkam, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara, mengingatkan kita agar berhati-hati mengkomsumsi minuman beralkohol dengan dioplos dengan duren. Sahat Sipahutar meninggal dunia banyak orang menduga karena meminum tuak minuman khas suku Batak dicampur dengan durian tepatnya pada awal bulan Maret lalu.
Pria berusia 45 tahun ayah dari lima anak ini beraktivitas sebagai pekerja memotong pohon untuk menghidupi anak dan istrinya. Namun apa yang bisa dikata, takdir atau ajal menjemputnya kembali kepangkuan Tuhan yang Maha Kuasa. Kematian Sahat Sipahutar bukan hanya meninggalkan kepedihan terhadap keluarga tapi secara umum khususnya marga Sipahutar di wilayah Lobusingkam merasa kehilangan atas kepergian Sahat Sipahutar untuk selama-lamanya.
Wartawan Demokratis Juanda Sipahutar adalah satu kampung dengan Sahat Sipahutar dan masih memiliki ikatan persaudaraan. Penyambutan kedatangan almarhum di Lobusingkam tampak antusias. Karena sebelumnya tak satu orangpun menduga bahwa Sahat Sipahutar meninggal secepat itu. Dia berangkat ke Pahae Julu masih keadaan sehat, kendatipun menurut istri dia telah memiliki penyakit jantung. Namun demikian kematian Sahat Sipahutar sesuai dengan hasil otopsi at revertum kematiannya bukan karena tindak kriminalitas dan pure meninggal karena dapat diduga karena penyakit jantung yang diderita sebagai mana pernyataan istrinya.
Demokratis di Jakarta merangkum dari pemberitaan mass madia online. Selamat Jalan Sahat Sipahutar. Keluarga yang kau tinggalkan tetap dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. (Juanda Sipahutar)