Tren kendaraan listrik di Indonesia diprediksi meningkat di tahun 2021 ini dengan jumlah yang diperkirakan mencapai 125.000 unit di masyarakat.
Sejak awal tahun, Pemerintah telah menunjukkan antusiasme dan keseriusan terhadap pembangunan infrastruktur mobil listrik di Indonesia, mulai dari terbukanya pasar bagi pemain mobil listrik global, hingga penjajakan terhadap produsen baterai untuk mengelola industri baterai lithium dalam negeri.
Wacana inipun turut diantisipasi produsen ban, seperti Hankook Tire, yang bersiap menyambut peralihan perilaku masyarakat.
President Director PT Hankook Tire Sales Indonesia Yoonsoo Shin dalam keterangan tertulisnya menyebut bahwa ban mobil listrik harus mampu mempertahankan esensi performa beremisi rendah tanpa membatasi fleksibilitas berkendara.
“Contoh, ban untuk mobil listrik harus punya rolling resistance atau hambatan gulir yang rendah sehingga melaju lebih halus, namun di saat yang sama harus tetap punya daya cengkram yang optimal. Ini dua hal yang berlawanan, namun harus dicari titik tengahnya. Perpaduan material dan desain ban yang tepat akan sangat berpengaruh dalam mengakomodir objektif tersebut,” ujar dia.
Lebih lanjut, Shin menjelaskan, mobil listrik umumnya lebih berat 10 hingga 20 hingga dibandingkan mobil biasa karena menyimpan mesin berbasis baterai. Ini membuat mobil listrik menghasilkan torsi yang lebih boros terlebih saat mobil baru dinyalakan.
“Sehingga, membutuhkan ban dengan akselerasi yang lebih sporty, serta pegangan tapak (tread grip) yang tinggi agar tahan dari potensi abrasi yang intens. Penting juga memiliki ketahanan panas yang baik agar dapat bertahan dalam berbagai kondisi,” kata dia.
Sebagai kendaraan ramah lingkungan, mobil listrik umumnya memiliki kebisingan rendah bahkan hampir senyap, karena tidak ada suara yang dihasilkan mesin pembakaran internal.
Ban juga punya peran penting dalam mempertahankan kualitas ini, tergantung dari desain tapak, pengaturan blok, pengaturan pitch, dan optimalisasi grip yang dikembangkan secara khusus. Ban dengan pola alur lateral (lateral groove) dinilai mampu mengurangi kebisingan secara signifikan.
Hankook Tire telah merancang inovasi ban untuk mobil listrik lewat riset dan pengembangan produk yang intensif di pusat R&D Hankook Technodome, Korea Selatan. Inovasi tersebut melahirkan ban mobil listrik perdana, Kinergy AS EV, generasi pertama dan generasi kedua pada tahun 2018 lalu.
Ban ini mengusung teknologi sound absorber yang mampu mengurangi kebisingan (resonansi) maksimal hingga 9.2db, dan menggunakan kompon Aqua Pine yang terbuat dari ekstrak tumbuhan runjung.
Selain tipe Kinergy AS EV, Hankook Tire juga merilis Ventus S1 Evo 3 EV untuk versi all-electric vehicles, yang diadopsi dari tipe sport.
Ban ini mengusung teknologi bead-packing dan kekakuan lateral agar gerakan ban tetap terkendali meski dalam kecepatan tinggi. Inovasi ini pun mengantarkan Hankook pada kemitraan OE (original equipment) dengan merk mobil listrik sport asal Eropa, Porsche Taycan sejak tahun lalu.
Hankook Tire terus memperkuat komitmen terhadap pasar mobil listrik global, seperti gebrakan terakhir perusahaan dengan menjadi mitra ban resmi atau original equipment bagi ajang street racing khusus mobil listrik yang pertama dan satu-satunya di dunia, ABB FIA Formula E World Series dari musim 2022/2023.
Di ajang ini, Hankook akan melengkapi mobil listrik balap Gen3 dengan ban yang dilengkapi teknologi inovatif dengan bahan baku berbasis alam (bio-sourced material).
Meskipun inisiatif global sudah cukup digencarkan, Shin menilai Indonesia masih membutuhkan waktu untuk adaptasi terhadap penerimaan mobil listrik.
“Tantangan memasarkan mobil listrik di sini adalah masih minimnya kesadaran masyarakat menggunakan produk otomotif yang ramah lingkungan. Sebelum beralih sepenuhnya ke ekosistem mobil listrik, masyarakat bisa mengenal ban yang eco-friendly dan merasakan manfaatnya sendiri saat digunakan berkendara.” paparnya.
Kini, Hankook Tire secara bertahap sedang mengembangkan ban eco-friendly yang mengurangi penggunaan bahan bakar dengan membatasi resistensi rotasi dan menggunakan produk sampingan minyak, seperti karet sintesis, karbon hitam, dan minyak sintetis yang lebih ramah lingkungan.
Hankook Kinergy Eco2 misalnya yang sesuai untuk pengguna mobil MPV, LCGC, hingga SUV dengan menawarkan kenyamanan berkendara dan keiritan bahan bakar.
Shin berharap regulasi mobil listrik di Indonesia bisa segera berlaku dan ekosistem mobil listrik dalam negeri semakin terbentuk. Saat ini, Hankook Tire terus berinovasi menciptakan ban yang memiliki kinerja maksimal dalam setiap kondisi dan sesuai dengan pasar di Indonesia.
“Yang tidak kalah penting adalah ketersediaan komponen penunjang mobil listrik yang memiliki nilai ekonomis, bukan hanya dari segi harga saja, tetapi juga usia pakai, semakin awet ban maka akan mengurangi biaya pengelolaan mobil listrik yang selama ini dianggap mahal,” kata dia.
“Beberapa tipe ban regular yang sudah eksis seperti segmen ultra-high performance sebetulnya mampu memenuhi kebutuhan mobil listrik untuk pemakaian harian. Konsumen tinggal memilih ban yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,” pungkas Shin. (Red/Dem)