Pada masa awal abad ke-20, kalangan terpelajar Indonesia di Eropa kerap mengampanyekan nama Indonesia, bukan Hindia Belanda.
Sebagai contoh, Bung Hatta muda yang saat itu sedang bersekolah di Belanda dengan gencar melakukan kampanye demikian. Di pelbagai kesempatan, khususnya forum-forum internasional yang mempertemukan para nasionalis muda dari negeri-negeri terjajah. Sebut saja forum Bierville, Liga Melawan Imperialisme, Liga Wanita Internasional, dan sebagainya.
Menurut Hatta, kampanye demikian cukup sukses karena makin banyak nama Indonesia disebut. Apalagi, nama itu mengandung tekad kemerdekaan.
Pada 1928, Hatta, sang ketua PI terlama (1926-1930) menegaskan:
“Bagi kami orang Indonesia, nama Indonesia mempunyai arti politik dan menyatakan suatu tujuan politik. Dalam arti politik, karena ia mengandung tuntutan kemerdekaan, bukan kemerdekaan Hindia-Belanda, melainkan kemerdekaan Indonesia …. Bagi kami Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena ia melambangkan dan mencita-citakan suatu Tanah Air di masa depan dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.” (*)