Rabu, Agustus 13, 2025

Sejarah Bagi Kita

Enam puluh delapan tahun lalu G30S PKI menggoncang Indonesia. Pemberotakan ingin menguasai dan merubah ideologi negara dari dasar Pancasila menjadi Komunis; Kejadian sudah lalu itu luar biasa, biarlah menjadi peringatan jadi pelajaran untuk maju.

Seperti tanggal 13 Agustus 1945 Kerajaan Jepang menyerah kalah kepada Sekutu. Menyerahkan segala senjata yang dimiliki kepada yang menang. Pimpinannya adalah Amerika.

Kekalahan itu didahului dengan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki dua kota besar di Jepang. Kaisar Jepang lalu bertekuk lutut dan mengangkat bendera putih pertanda sudah mengaku kalah.

Peristiwa itu tersebut adalah sejarah kelam bagi Jepang. Menjadi tak terlupakan bagi bangsa Jepang yang terkenal gagah berani. Tetapi apa boleh dikata Kaisar sudah menyatakan menyerah kalah.

Arnold Toynbee menyatakan sejarah itu adalah peristiwa masa lalu. Menentukan masa depan. Maksudnya ada hubungan masa lalu dengan masa kini dan masa depan.

Sejarawan kelahiran Inggris itu memyebutkan pula sejarah sangat penting. Perlu dipelajari oleh semua kita. Untuk jangan melupakan terutama untuk menentukan masa yang akan datang.

Sukarno Presiden pertama Republik Indonesia sejalan pula dengan pendapat tersebut. Sukarno mengucapkan jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bahkan ia berpendapat bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan sejarah dan pahlawannya.

Terkenallah pidatonya yang berjudul Jasmerah (Jangan Melupakan Sejarah). Isinya adalah merupakan pentingnya sejarah. Demikian Presiden Sukarno.

Sejarah dari bahasa Arab Sajjar bermakna pohon. Tetapi dalam bahasa Indonesia berarti peristiwa masa lalu. Peristiwa penting. Sejarah itu tertulis dalam catatan. Kejadian tertulis yang artinya penting.

Dalam terminologi definisi beragam. Tergantung perspektif yang digunakan. Misalnya dengan pernyataan kalah perang dari Kaisar Jepang, maka artinya hilanglah kegagahberanian Jepang.

Berubah menjadi negara yang biasa saja. Sama dengan negara lain. Terminologi di atas adalah termilogi negatif, terminologi bahwa Jepang sudah berantakan. Kacau dan kalah.

Tetapi Jepang memakai terminologi lain. Jepang walau kalah perang dengan sekutu lantaran bom atom bangkit mencari jalan lain untuk melawan untuk maju. Hasilnya sekarang Jepang tidak berantakan. Melainkan tetap gagah perkasa. Dengan belajar sejarah.

Kini sampailah kita pada topik terhadap sejarah bagi kita yaitu Indonesia dalam sejarah G30S PKI. Yaitu mencari serta menarik hikmah peristiwa 58 tahun lalu. Yang telah memberantakan Indonesia. Apakah makna  pristiwa sejarah tersebut bagi Indonesia.

Paling tidak ada dua catatan kita. Untuk dua peristiwa dimaksud dengan menghubungkan Indonesia yang maju masa depan. Yaitu pertama, arti sejarah dalam etimologi dan terminologi.

Pertama, etimologi yaitu kata sejarah peristiwa yang sudah lalu. Semua kita sudah tahu terbunuhnya 7 jenderal oleh PKI dan terbunuh dan dipenjaranya tokoh yang terlibat dalam pristiwa tersebut. Kini tinggal anak-anak PKI dan catatan sejarah.

Secara etimologi peritiwa itu sudah selesai. Kita akui banyak rasa duka dari dan terhadap pelaku, baik yang terlibat dan hanya terdampak dari kejadian G30S PKI tersebut. Pertanyaannya akankah kita tenggelam dalam  kejadian itu berlama-lama.

Tentu jawabnya tentu tidak. Kita harus mencari jalan keluar dari situ; Caranya jadikanlah peristiwa itu sebagai kejadian masa lalu.

Kedua, catatan kita iyalah arti terminologi yaitu bagaimana terminologi tersebut dalam pandangan Islam. Jawaban memaafkan berdamai masa lalu. Tidak mengulangi. Kita memandang Islam dan masa depan.

Simpulan G30S PKI biarlah jadi kenangan sejarah dan pelajaran untuk maju. Mari kita bangun saling merapatkan barisan membuang segala yang kata yang menyakitkan mengganti dengan silaturahmi yang akrab sesuai dengan hikmah dalam perspektif Islam.

Jakarta, 30 September 2023

*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

Latest Articles