Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma yang Akan Ditutup

Bandara Halim Perdanakusuma yang berlokasi di Jakarta Timur, DKI Jakarta akan ditutup untuk rencana revitalisasi. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan rencana ini dilakukan untuk meningkatkan faktor keselamatan penerbangan.

Bandara Halim Perdanakusuma merupakan sebuah bandar udara yang juga digunakan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI AU. Sebelum diubah namanya, bandar udara ini bernama Lapangan Terbang Cililitan.

 

Sejarah Bandara Halim Perdana Kusuma

Pada abad ke-17, daerah Cililitan adalah sebuah tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Mengutip dari angkasapura2.co.id, tanah tersebut diberi nama Tandjoeng Ost. Lalu sekitar tahun 1924, sebagian tanah diubah menjadi sebuah lapangan terbang pertama di Kota Batavia.

Lapangan penerbangan itu dinamakan Vliegveld Tjililitan atau Lapangan Terbang Tjililitan dalam Bahasa Indonesia. Lapangan terbang ini juga menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam pada tahun yang sama. Sejak saat itulah lapangan terbang ini kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda.

Namun sebelum mendarat di Cililitan, pesawat Fokker ini membutuhkan waktu yang lumayan lama di perjalanan. Mengutip dari gitewan.co.id, hal itu dikarenakan pesawat ini pernah jatuh dan mengalami kerusakan di Serbia hingga harus didatangkan cadangan dari pabriknya  yang berada di Amsterdam.

Bandar udara ini juga ikut berpartisipasi dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran, salah satunya dengan cara menerbangkan pesawat berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan.

Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan terbang ini kepada pemerintah Indonesia pada 20 Juni 1950. Saat itu lapangan terbang ini langsung dipegang oleh AURI dan diubah menjadi pangkalan udara militer. Lalu bertepatan dengan 17 Agustus 1952, nama lapangan terbang ini diubah menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.

Selain fungsinya sebagai pangkalan militer, bandara ini juga berfungsi sebagai bandar udara sipil utama di kota Jakarta bersamaan dengan Kemayoran. Pada tahun 1974, bandar udara ini harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan di sana.

Halim Perdana Kusuma juga sempat diamanahkan untuk menggantikan Bandara Kemayoran yang semakin padat. Tetapi hasilnya justru tertuju kepada pembangunan bandar udara baru di daerah Cengkareng yang saat ini bandar udara itu bernama Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.

Setelah Bandara Kemayoran ditutup, Bandara Halim Perdanakusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil dan fokus pada kepentingan militer. Namun pada 2013, Halim memberikan 60 slot/jam untuk penerbangan berjadwal domestik maupun internasional yang bertujuan untuk mengurangi padatnya jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles