Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia

Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia atau World Day for War Orphans yang jatuh pada hari Kamis (6/1/2022).

Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia diperingati atas dasar keprihatinan jutaan anak-anak kehilangan orang tuanya karena perang di seluruh dunia.

UNICEF menilai anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena perang akan mengalami kehidupan yang lebih sulit. Inilah dirasa pentingnya peringatan Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia.

Kriteria anak yatim menurut umur adalah yang berusia di bawah 18 tahun. Dalam perang yang terjadi selama berabad-abad, UNICEF memperkirakan ada hampir 140 juta anak yatim dan piatu pada tahun 2015 yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Jumlah tersebut merupakan angka global. Sementara penyebaran jumlah anak yatim korban perang ada di Asia (61 juta orang), Afrika (52 juta orang), Amerika Latin dan Karibia (10 juta orang), dan Eropa Timur serta Asia Tengah (7,3 juta orang).

Anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat perang akan menghadapi kondisi di mana mereka akan diasuh atau bahkan mengalami kekurangan gizi hingga penyakit. Selain itu, dampak lainnya dapat menyebabkan tekanan emosional dan mental.

Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia diinisasi oleh SOS Enfants en Detresse, sebuah organisasi kemanusiaan asal Prancis yang fokus pada perlindungan anak-anak khususnya korban perang dan konflik.

Sebenarnya perlindungan terhadap anak yatim telah ada sejak tahun 400 SM. Ketika itu, Bangsa Romawi membentuk panti asuhan pertama untuk merawat anak para janda dan memfasilitasi pelatihan militer sampai usia 18 tahun.

Pada tahun 1741, The Founding Hospital merupakan lembaga amal pertama yang melayani anak yatim dalam bentuk rumah sakit.

Selanjutnya pada tahun 1800-an, panti asuhan kian populer sebagai tempat alternatif untuk menampung anak yang yatim piatu atau kurang beruntung.

Barulah pada tahun 1900-an Perang Dunia II berkecamuk dan berdampak pada meningkatnya jumlah anak yatim dan piatu di sejumlah negara. Ketika itu diperkirakan sebanyak 1.000.000 hingga 13.000.000 anak kehilangan orang tuanya.

Adapun mengapa momen 6 Januari 2022 ini spesial karena diharapkan memiliki tujuan tertentu utamanya menyoroti anak yatim piatu.

Masyarakat dunia diharapkan menaruh simpati dan empati kepada anak yatim piatu utamanya yang menjadi korban akibat perang ataupun konflik, di mana golongan ini termasuk orang-orang yang rentan.

Terlebih, Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia berupaya menyoroti kondisi keras anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena pengalaman perang.

Oleh karenanya, peringatan dapat memumpuk kesadaran dan mendesak banyak orang untuk segera mengambil tindakan dengan cara apa pun dalam hal meningkatkan kesejahteraan para anak yatim. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles