Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Buku Sedunia

Membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Banyak hal yang dapat diperoleh dalam kehidupan, jika seseorang rajin membaca.

Meskipun begitu, kenyataannya minat baca masyarakat Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan minta baca di tengah masyarakat Indonesia perlu terus dilakukan secara serius.

Salah satu yang tak bisa lepas dari kegiatan membaca adalah buku. Dalam hal ini buku bacaan yang kerap disebut sebagai jendela kehidupan. Mengapa demikian? Sebab dengan membaca buku, seseorang jadi mengetahui tentang banyak hal yang sebelumnya belum pernah diketahui. Buku juga bisa jadi media belajar yang baik untuk menambah ilmu pengetahuan.

Begitu pentingnya peranan buku dalam kehidupan manusia, sehingga setiap 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Perayaan tersebut tak lain sebagai bentuk penghargaan sekaligus refleksi tentang sejauh mana peranan buku dalam meningkatkan baik skill maupun ilmu pengetahuan seseorang.

Terlepas dari tujuan tersebut, tentu banyak yang penasaran mengenai latar belakang terbentuknya Hari Buku Sedunia ini. Bagaimana awal mula sejarahnya sehingga orang-orang mengenal 23 April sebagai hari buku sedunia?

Perayaan Festival La Diada de Sant Jordi diadakan dalam rangka memperingati santo pelindung Catalonia, Saint George. Ia dianggap berhasil membunuh naga di selatan Barcelona, yang hendak membunuh seorang putri cantik.

Pasca naga tersebut mati, mawar tumbuh dari darah naga dan Sant Jordi memberikan mawar tersebut kepada putrinya. Dalam rangka memperingati acara heroik ini, banyak laki-laki di seluruh Catalonia membeli bunga untuk wanita yang mereka sayangi. Secara tradisional mawar dipercaya sebagai simbol yang menunjukkan kekaguman dan cinta mereka, seperti yang Saint Geogre lakukan.

Akan tetapi para pedagang buku saat itu mulai mempengaruhi tradisi perayaan tersebut. Para wanita mulai memberikan buku kepada laki-laki yang mereka sayangi sebagai pengganti mawar. Di mana pada masa itu ada lebih dari 400.000 buku telah terjual dan ditukarkan dengan bunga mawar sebanyak 4 juta.

Namun, pada tahun 1995 UNESCO menyelenggarakan Konferensi Umum di Paris untuk menetapkan bahwa tangga 23 April sebagai peringatan World Book Day. Selain itu penetapan World Book Day juga dipengaruhi oleh peringatan kematian penulis terkenal seperti Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega, dan Josep Pla yang meninggal dunia pada 23 April.

World Day Book yang dirancang oleh UNESCO merupakan sebuah perayaan buku dan literasi yang diadakan setiap tahun di seluruh dunia. Indonesia pertama kalinya melaksanakan peringatan Hari Buku Sedunia pada tahun 2006 dengan prakarsa Forum Indonesia Membaca yang didukung oleh berbagai pihak baik itu pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas hingga masyarakat pada umumnya.

Meskipun baru dirayakan sejak 1995 sebagai Hari Buku Sedunia, namun inisiatif atau ide dari perayaan Hari Buku Sedunia telah ada sejak abad ke-15. Dalam hal perayaan peringatan Hari Buku Sedunia setiap negara memiliki ciri khasnya tersendiri.

Di Brasil misalnya, berbagai toko buku menyampaikan kampanye mengenai kesusastraan untuk anak-anak. Sementara Mexico mengadakan perayaan buku di depan publik selama kurang lebih 12 jam berturut-turut dengan tujuan meningkatkan kecintaan kepada membaca dan juga buku. (*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles