Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia

Kemiskinan masih menjadi salah satu masalah ekonomi sosial yang dihadapi oleh hampir di setiap negara. Terutama bagi negara-negara berkembang seperti di Indonesia, angka kemiskinan masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2021 27,54 juta orang.

Tidak heran, jika pengentasan kemiskinan masih menjadi salah satu fokus yang ingin diwujudkan oleh pemerintah Indonesia. Di mana pemerintah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang merata bagi seluruh masyarakat. Terlebih lagi, kondisi pandemi Covid-19 yang kini masih berlangsung di berbagai negara berkontribusi dalam meningkatkan angka kemiskinan di dunia.

Dengan begitu, seluruh negara perlu turut berpartisipasi dalam Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober. Di mana setiap pemerintah di berbagai negara harus berupaya sebaik mungkin untuk menggerakkan kekuatan politik dan sumber daya untuk mengatasi masalah kemiskinan.

Pada peringatan Pengentasan Kemiskinan Internasional tahun 2021, mengangkat tema khusus yaitu “Building Forward Together: Ending Persistent Poverty, Respecting all People and our Planet.” Dengan peringatan ini, diharapkan seluruh masyarakat dunia dapat meningkatkan kesadaran dan saling mendukung demi kehidupan yang layak dan sejahtera.

 

Sejarah

Peristiwa 17 Oktober merupakan tanggal yang ditetapkan sebagai Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia. Awalnya, peringatan ini dimulai pada 17 Oktober 1987, di mana saat itu lebih dari 100.000 orang berkumpul di Paris, Prancis, untuk menghormati para korban kemiskinan, kekerasan, dan kelaparan ekstrem.

Sejak saat itu, individu dan organisasi di seluruh dunia memperingati 17 Oktober sebagai hari untuk memperbarui komitmen bersama dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Kemudian pada Desember 1992, Majelis Umum PBB secara resmi menyatakan 17 Oktober sebagai tanggal Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan (resolusi 47/196 tanggal 22 Desember 1992). Pada bulan Desember 1995, Majelis Umum PBB memproklamasikan Dekade Pertama PBB untuk Pemberantasan Kemiskinan (1997–2006), setelah KTT Sosial Kopenhagen.

Pada KTT Milenium pada tahun 2000, para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengurangi setengah jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2015.

 

Kemiskinan di Dunia

Sebagai isu penting yang masih menjadi perhatian, terdapat beberapa fakta dan data kemiskinan di dunia yang perlu ketahui. Terlebih lagi, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, berkontribusi dalam meningkatkan angka kemiskinan di dunia. Berikut beberapa fakta dan angka terkait dengan Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober, yang perlu diketahui :

Pandemi Covid-19 kemungkinan telah mendorong antara 143 dan 163 juta orang ke dalam kemiskinan pada tahun 2021.

Pandemi Covid-19 diperkirakan telah meningkatkan kemiskinan sebesar 8,1% pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 (dari 8,4% menjadi 9,1%).

Jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional untuk negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah dan atas diproyeksikan meningkat pada tingkat kemiskinan sebesar 2,3 poin persentase.

Hampir setengah dari penduduk miskin baru yang diproyeksikan, berada di Asia Selatan, dan lebih dari sepertiga di Afrika Sub-Sahara.

Di Timur Tengah dan Afrika Utara, tingkat kemiskinan ekstrem hampir dua kali lipat antara 2015 dan 2018, dari 3,8 persen menjadi 7,2 persen, didorong oleh konflik di Republik Arab Suriah dan Republik Yaman.

Proyeksi saat ini menunjukkan bahwa kemakmuran bersama akan turun tajam di hampir semua ekonomi pada 2020–21, karena beban ekonomi pandemi dirasakan di seluruh distribusi pendapatan.

Covid-19 telah menjadi kondisi terburuk dalam upaya pengurangan kemiskinan global dalam tiga dekade terakhir.

Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan mengalami banyak kekurangan yang menghambat mereka untuk mewujudkan hak-hak hidup yang layak, ini termasuk :

Kondisi lingkungan kerja yang berbahaya

Perumahan atau tempat tinggal yang tidak aman

Kekurangan makanan bergizi

Akses yang tidak setara terhadap keadilan

Kurangnya kekuatan politik

Akses terbatas ke perawatan kesehatan

Dengan begitu, semua pihak harus mendukung dan bekerja sama dalam upaya pemberantasan kemiskinan secara global. Dalam hal ini, pemerintah harus bisa mengelola mendorong kekuatan politik dan sumber daya yang ada untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Masyarakat juga bisa berkontribusi dengan menyebarkan informasi terkait peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi sesama. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles