Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 jatuh pada hari Rabu (3/3/2022) ini. Sebagai salah satu hari suci umat Hindu, Hari Raya Nyepi adalah momentum para penganut untuk menyatu dengan Brahman guna mencapai moksa.

Istilah Nyepi berasal dari kata sepi atau sunyi, senyap. Hari Raya Nyepi adalah tahun baru umat Hindu dari penanggalan kalender Saka yang dimulai tahun 78 Masehi.

Lantas, bagaimana kah sejarah Hari Raya Nyepi?

Sejarah Nyepi berawal dari seorang pengelana beragama Hindu bernama Aji Saka yang mendarat di Rembang, Jawa Tengah pada sekitar tahun 4, 5 atau 6 Masehi.

Aji Saka datang ke nusantara bersamaan dengan dimulainya kalender Saka yang juga awal penyebaran agama Hindu.

Penanggalan Saka diadakan tepatnya saat zaman Raja Kaniskha ke-1 dari Dinasti Kusana suku bangsa Yuchi tahun 79 Masehi berkuasa.

Sementara Hari Raya Nyepi bertujuan untuk memohon kepada Tuhan yang Maha Esa agar ada penyucian Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

Selain itu, Hari Raya Nyepi juga untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual menjaga alam yang menjadi sumber kehidupan.

Menyeimbangkan perilaku dari mengambil dan menaruh kembali secara seimbang. Misalnya, menebang satu pohon berarti harus menanam satu pohon pula.

Menyepi dalam Hari Raya Nyepi dimaksudkan juga agar manusia dapat merefleksikan diri. Kembali melihat diri apakah sudah cukup sebagai manusia yang bijak dan adil.

Ada sejumlah upacara sebelum Hari Raya Nyepi. Tiga atau dua rahi sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian dengan melakukan upacara Melasti.

Kemudian, sehari sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu melakukan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan, sesuai kemampuan masyarakat.

Pun juga ada upacara pengerupukan yakni dengan menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh.

Pada puncak Hari Raya Nyepi, umat Hindu akan berdiam diri di rumah. Tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan Catur Brata.

Catur Brata adalan penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles