Pada tanggal 24 Maret, seluruh dunia memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia. Hari ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya penyakit Tuberkulosis. Indonesia sendiri menjadi negara penyumbang kasus TBC terbanyak kedua setelah India. Pada tahun 2020 saja, ada sebanyak 393.323 orang Indonesia yang ternotifikasi kasus TBC.
Siapa sangka penyakit Tuberkulosis ini ternyata sudah ada sejak berjuta-juta tahun lamanya. Namun, pada saat itu belum diketahui pasti tentang nama dan penyebab dari penyakit ini. Sampai pada akhirnya pada 24 Maret 1882, seorang ilmuwan bernama Robert Koch menemukan bahwa Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri patogen yang dapat menularkan penyakit tuberkulosis.
Adanya penemuan ini, mematahkan keyakinan dimana TBC merupakan penyakit yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Penemuan ilmuwan asal Jerman tersebut menjadi momentum dalam pengendalian dan upaya menghilangkan penyakit ini.
Tepat seabad kemudian, yaitu pada tahun 1982, ditetapkanlah tanggal 24 Maret sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Ditetapkannya hari tersebut tidak lain bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak membahayakan dari penyakit Tuberkulosis ini. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan dapat membentuk kesadaran dan pemahaman masyarakat akan hal ini. Sehingga, angka penularan dan kematiannya pun bisa menurun.
Di Indonesia sendiri, penyakit ini juga memiliki sejarah panjang. Hal ini dibuktikan dengan adanya catatan kasus TBC pada salah satu relief di Candi Borobudur pada abad ke-8.
Pada jaman Hindia Belanda pun, penyakit ini tetap menghantui masyarakat Indonesia. Dengan begitu, dibentuklah yayasan bernama Stichting Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) pada tahun 1933. Didirikan juga 15 sanotorium untuk perawatan pasien TBC dan 20 consultatie bureaux untuk memberikan penyuluhan dan juga pengobatan.
Pada saat Indonesia diduduki oleh Jepang, usaha penganggulangan TBC ini sempat hancur. Namun, akhirnya Indonesia kembali membangun dan mengusahakan upaya-upaya pemberantasan penyakit mematikan ini.
Sementara adapun tema Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2022 ini yaitu, ‘Invest to End TB. Save Lies’.
Tema ini diambil untuk menyampaikan hal mendesak untuk segera menuntaskan penyakit Tuberkulosis di dunia. Hal ini juga dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang membuat proses dari penuntasan penyakit TBC menjadi terhambat.
Melalui tema ini, para aktivis Tuberkulosis juga mengingatkan kembali janji yang telah dibuat para petinggi global pada Pertemuan Tingkat Tinggi PBB 2018, dalam pengentasan masalah Tuberkulosis. ***