Minggu, November 10, 2024

Sejarah Kematian Sang Diktator Soviet

Joseph Stalin adalah diktator Uni Republik Sosialis Soviet (Uni Soviet) dari tahun 1929 hingga 1953. Di bawah Stalin, Uni Soviet berubah dari masyarakat tani menjadi negara adidaya industri dan militer. Namun, ia memerintah negaranya dengan teror, dan jutaan warganya sendiri tewas selama pemerintahannya.

Joseph Stalin naik ke tampuk kekuasaan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis di Rusia, menjadi diktator Soviet setelah kematian Vladimir Lenin. Stalin memaksa industrialisasi yang cepat dan kolektivisasi lahan pertanian, mengakibatkan jutaan orang meninggal karena kelaparan sementara yang lain dikirim ke kamp kerja paksa. Tentara Merahnya ini yang nantinya membantu mengalahkan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

Seiring bertambahnya usia, Stalin masih tidak melunak. Dia tetap memerintah dengan teror, eksekusi, pengasingan, dan penganiayaan, menekan semua perbedaan pendapat dan apa pun yang berbau asing, terutama pengaruh Eropa Barat.

Kemudian masa-masa kelam tersebut akhirnya usai. Joseph Stalin meninggal karena stroke pada tanggal 5 Maret 1953. Dia dikenang sebagai orang yang membantu menyelamatkan bangsanya dari dominasi Nazi, sekaligus sebagai pembunuh massal abad ini, setelah menjadi dalang dari 8-20 juta kematian rakyatnya sendiri.

Pada tahun-tahun terakhirnya, Stalin suka menghabiskan sebagian besar waktunya di rumahnya di pinggiran kota Moskow. Sehari sebelum dia meninggal, dia mengadakan pertemuan biasa dengan empat anggota partai tingkat tinggi Nikita Khrushchev, Georgy Malenkov, Vyacheslav Molotov dan Lavrentiy Beria. Mereka menonton film, minum alkohol, dan berbicara tentang masalah partai atau kebijakan luar negeri selama berjam-jam.

Stalin mengucapkan selamat tinggal kepada semua tamu di pagi hari. Ketika dia akan tidur dia memerintahkan pelayan dan pengawalnya untuk tidak mengganggunya. Di pagi hari, stafnya mendengar suara-suara dan menyimpulkan bahwa Stalin telah bangun. Tapi tidak ada yang berani memasuki kamarnya karena takut akan murka sang diktator.

Ketika sudah larut dari biasanya, pelayannya memberanikan diri dan dengan hati-hati memasuki kamarnya. Namun yang mereka temukan adalah Stalin yang telah tergeletak di lantai dengan urinenya. Dia menderita stroke dan dalam kondisi yang mengerikan. Dia bisa berbicara tetapi tidak sadar. Para pelayan menempatkannya di sofa di ruang makan. Para penjaga terlalu takut untuk memberi tahu siapa pun, jadi mereka memanggil Khrushchev, Beria, dan anggota partai berpangkat tinggi lainnya.

Ketika anggota partai tiba, Stalin tertidur di sofa sehingga mereka pikir itu bukanlah masalah penting dan akhirnya kembali. Keesokan harinya mereka mendapat telepon bahwa Stalin lumpuh, dan baru kemudian dokter dipanggil untuk menemui Stalin. Sang diktator meninggal keesokan harinya setelah sakit selama tiga hari.

Teori konspirasi kemudian menyebar secara luas yang menyatakan bahwa Stalin diracuni oleh anggota partai, terutama Lavrentiy Beriah yang menjaga agar berita penyakit Stalin tidak menyebar.

Sementara banyak alasan yang membuat Stalin tidak mendapatkan bantuan medis sejak awal. Pelayannya takut melakukan sesuatu yang tidak disukai Stalin. Minggu-minggu berikutnya setelah kematiannya, Stalin akan memimpin pengadilan terhadap beberapa dokter Moskow yang dituduh membunuh anggota partai.

Desas-desus ini telah menyebar ke seluruh Moskow seperti api, bahwa dokter yang kebanyakan orang Yahudi melakukan tindakan kriminal. Nyawa para dokter ini pun terselamatkan oleh kematian Stalin.

Stalin meninggal pada 5 Maret 1953. Empat hari berkabung nasional diumumkan untuk menghormati sang diktator. Pemakamannya dilakukan di Lapangan Merah, dan jenazahnya dipajang di dekat jenazah Vladimir Lenin di Mausoleum Lenin-Stalin. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles