Bagi penyandang disabilitas fisik, mental dan sensoral, tetap dapat mengikuti pertandingan serta menjadi atlet di ajang olahraga Paralympic.
Ajang olahraga yang digelar empat tahunan ini memiliki perbedaan dengan Olimpiade. Semua atlet yang mengikuti Paralympic dikhususkan bagi penyandang disabilitas fisik, mental dan sensoral.
Namun demikian, cabang nomor atau cabor olahraga di paralimpiade banyak juga yang dilombakan sejak pertama kali digelar pada tahun 1960 silam. Tentu saja, cabor yang dipertandingkan secara teknis dimodifikasi menyesuaikan dengan para atletnya.
Kata “Paralympic” berasal dari bahasa Yunani. Yakni, suku kata “para” memiliki arti mendampingi atau di samping. Sedangkan “lympic” diambil dari kata Olimpiade.
Oleh karenanya, setiap ada pergelaran Olimpiade yang dilaksanakan empat tahun sekali, setelah Olimpiade berakhir, kemudian langsung disusul dengan pergelaran Paralympic.
Sejarah Paralympic
Setelah perang dunia kedua, banyak dari veteran yang terluka dan mengalami cacat pada tubuh. Inilah awal mula pertandingan olahraga ini menjadi familiar.
Adalah seorang dokter yang berasal dari negara Inggris bernama dr Ludwig Guttmann. Ia diminta oleh pemerintah Inggris untuk membuka sebuah rumah sakit khusus menangani para veteran yang cedera tulang belakang. Rumah Sakit itu dinamakan Stoke Mandeville Hospital.
Rumah sakit tersebut kamudian membuka pusat rehabilitasi bagi para pasiennya yang cacat untuk melakukan olahraga khusus.
Awalnya, olahraga itu digunakan sebagai ajang rekreasi. Lambat laun, olahraga tersebut berubah menjadi sebuah ajang pertandingan yang diperlombakan.
Lalu, dr Ludwig Guttmann mengusulkan pertandingan khusus bagi penyandang cacat pada Olimpiade London yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 1948. Akhirnya, para penyandang cacat yang menggunakan kursi roda turut berkompetisi pada pertandingan yang dinamakan Stoke Mandeville Games. Pada saat itulah cikal bakal dari Paralympic dimulai.
Untuk pertama kalinya di musim dingin Paralympic di pertandingkan pada tahun 1976 di Swedia. Sebelumnya, agar memudahkan dan memberi pelajaran yang mendalam tentang olahraga tersebut, pada tahun 1960 dibentuklah kelompok kerja internasional untuk olahraga penyandang disabilitas yang diawasi oleh Federasi Mantan Tentara.
Oleh karenanya, pada tahun 1964 para atlet yang tidak dapat berafiliasi dengan Internasional Stoke Mandivile Games ditawarkan untuk bergabung dalam organisasi olahraga internasional untuk penyandang disabilitas, yakni International Sport Organisation for the Disabled (ISOD).
Mereka para atlet tersebut adalah orang-orang dengan disabilitas gangguan penglihatan, kelumpuhan otak, diamputasi dan kelumpuhan.
Pada Paralimpiade di Toronto tahun 1976, mulai membuka cabang olahraga bagi para atlet buta dan amputasi yang didorong oleh 16 negara yang berafiliasi dengan ISOD. Begitupun atlet dengan cerebral palsy di Arnhem pada 1980.
Selanjutnya, organisasi internasional bernama International Co-coordinating Committee Sports for the Disabled in the World (ICC) dibentuk pada tahun 1982.
Barulah pada tanggal 22 September 1989, Komite Paralympic Internasional didirikan sebagai sebuah organisasi nirlaba internasional di Dusseldorf, Jerman. Tugas dan fungsinya sebagai badan pengatur global gerakan Paralympic.
Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada para penyandang disabilitas, Paralympic menjadi sebuah anugerah yang patut disyukuri. Sehingga hak setiap orang yang ingin menunjukan bakat dan kemampuannya di bidang olahraga akan tetap terjaga. ***