TNI Angkatan Laut (AL) genap berusia 76 tahun pada hari ini, Jumat (10/9/2021). Ketika awal dibentuk pada 10 September 1945 nama yang disematkan adalah Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut.
Berdasar informasi yang dihimpun, BKR Laut pertama kali dibentuk oleh para pelaut veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine atau Angkatan Laut Kerajaan Belanda dan Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang).
Sejalan dibubarkannya BKR oleh Presiden Soekarno pada 1949 yang kemudian berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), basis laut tetap juga dibentuk. Lambat laun, nama TKR Laut lebih dikenal dengan sebutan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
Selama 1949 sampai dengan 1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang ketika itu masih disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan.
TNI AL dipimpin oleh dua perwira tinggi (Pati). Pertama, pati bintang empat disebut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dengan pangkat Laksamana dan Pati bintang tiga dengan pangkat Laksamana Madya. Saat ini didapuk sebagai KSAL adalah Laksamana TNI Yudo Margono dan Wakil KSAL Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono.
Kekuatan TNI AL saat ini terbagi dalam tiga Komando Armada (Koarmada). Pertama yaitu, Koarmada I yang berpusat di Jakarta Pusat, Koarmada II yang berpusat di Surabaya, dan Koarmada III yang berpusat di Sorong. Selain tiu, ada pula Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Pusat Hidro Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), dan Korps Marinir.
Sebagaimana di matra lainnya, kepangkatan TNI AL terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di TNI AL adalah Laksamana Besar dengan bintang lima. Pangkat ini ditandai dengan lima bintang emas di pundak. Di mana, pangkat tersebut setara dengan Jenderal Besar di TNI AD.
TNI AL juga memiliki dokrin Jalesveva Jayamahe berasal dari bahasa Sansekerta yang secara harfiah tertulis Jalesveva Jayâmahe. Jalesveva terdiri dari tiga bagian yaitu jalesu, eva, jayâmahe. Jalesu berasal dari akar kata jala yang berarti air/laut (kata jala mendapat kasus nominatif, pluralis, netrum menjadi jalesu). Jalesu dibubuhi garis pendek di bawah huruf S atau S cerebral dengan maksud membedakan huruf S dengan huruf lain yang akan membawa pengertian lain.
Kemudian, Eva atau Iva adalah kata sambung (konjungsi) yang berarti “bahkan” dan Jayamahe (perubahan bentuk bagi orang pertama jamak) yang berarti Kami Menang. Secara keseluruhan berarti Justru di Lautan Kita Menang” atau “Kejayaan Kita Ada di Laut”.
Adapun jiwa dan semangat doktrin TNI AL “Eka Sasana Jaya” yang lalu tetap digunakan, sebagai landasan perjuangan TNI AL dimasa sekarang, maupun masa yang akan datang. Sebagai bagian dari TNI, maka doktrin TNI AL Jalesveva Jayamahe berkedudukan di bawah doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma. ***