Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan gejala penyakit akibat kerusakan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi isu global sebab dalam waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit tersebut di seluruh dunia. Hingga sekarang belum ditemukan adanya vaksin atau obat yang efektif sebagai pencegahan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai infeksi oportunistik penyebab kematian ini, sehingga sampai saat ini HIV/AIDS masih menjadi keresahan di seluruh dunia. Lantas, bagaimana kah awal mula ditemukannya penyakit HIV/AIDS ini?
Virus HIV diyakini pertama kali ditemukan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo pada tahun 1920, ketika dilaporkan adanya penyebaran infeksi virus Simian Immunodeficiency Viruses (SIV) dari simpanse dan gorila kepada manusia. Semenjak itu kasus kematian mendadak dengan gejala-gejala khas hilang dan dianggap tidak menjadi ancaman.
Keresahan kembali terjadi pada awal tahun 80-an, dimana pada tahun 1981 ditemukan infeksi paru yang amat jarang yang disebut Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP) pada lima orang pemuda homoseksual yang sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan di Los Angeles. Pada saat yang bersamaan, New York dan California turut melaporkan adanya jangkitan kanker ganas yang disebut dengan sarcoma kaposi, penyakit ini juga menyerang sekelompok pria homoseksual. Penyakit-penyakit yang dilaporkan tersebut ternyata memiliki hubungan dengan adanya kerusakan berat pada sistem kekebalan tubuh. Pada akhir tahun 1981, infeksi semakin meluas, dilaporkan 270 kasus pasien dengan kerusakan kekebalan tubuh yang parah pada pria homoseksual dan 121 orang di antaranya meningal dunia. Pada akhir tahun ini pula pertama kali didapati kasus PCP pada orang yang menggunakan narkoba suntik.
Terkait cara penularan yang diketahui selama ini, pada awal tahun 1982 pakar menyebut penyakit ini dengan Gay-Related Immune Deficiency (GRID). Namun pada bulan September CDC menamakan penyakit tersebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) karena diperkirakan penyebaran penyakit ini tidak semata-mata dapat ditularkan oleh perilaku seksual sesama jenis semata. Benar saja, pada awal tahun 1983 ditemukan adanya penularan virus ini melalui hubungan heteroseksual dari laki-laki kepada perempuan. Pada tahun ini pula diketahui pertama kali bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui ibu yang menderita HIV/AIDS pada bayi yang dikandungnya.
Tahun 1984 dikampanyekan bahwa penyakit ini sangat menular melalui penggunaan jarum suntik bersama. Hal tersebut menjadi pukulan telak bagi dunia kesehatan yang pada saat itu masih sering menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa pasien.
Berbagai cara dilakukan untuk menghentikan penyebaran penyakit mematikan ini. Namun setiap tahun jumlah penderita semakin meningkat. Untuk itu pada tanggal 1 Desember 1988, WHO mencanangkan tanggal tersebut sebagai hari AIDS sedunia dan peringatan ini diperingati setiap tahunnya agar masyarakat dunia senantiasa waspada akan penyakit tersebut.
Saat ini, lebih dari 36,7 juta orang hidup dengan HIV/AIDS, penting bagi kita untuk menjaga diri dan keluarga dari infeksi penyakit tersebut. Selain itu penting bagi kita untuk senantiasa merangkul mereka yang hidup dengan HIV/AIDS agar memiliki semangat hidup yang tinggi untuk melawan penyakit yang mereka derita. ***