Menjelang akhir perang Dunia II, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Agustus 1945.
Perisitiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki dicatat dalam sejarah dunia, dan ditetapkan 6 Agustus sebagai hari peringati peristiwa tersebut.
Serangan bom atom di Kota Hiroshima terjadi pada 6 Agustus 1945, kemudia setelah tiga hari pada 9 Agustus serangan serupa pada Kota Nagasaki.
Amerika Serikat menjatuhkan bom dengan persetujuan dari Britania Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec.
Peristiwa pengeboman ini adalah penggunaan senjata nuklir pertama dan terbesar pada masa perang untuk pertama kali dan hanya satu-satunya.
Peristiwa pengeboman pada dua kota tersebut memakan korban jiwa hingga mencapai 129.000 jiwa. Dari populasi penduduk Hiroshima sebanyak 350.000 orang dan Nagasaki sebanyak 240.000 orang.
Bersama Britania Raya dan Tiongkok, Amerika Serikat meminta pasukan Jepang menyerah dalam Deklarasi Potsdam tanggal 26 Juli 1945 atau menghadapi “kehancuran cepat dan besar”. Namun, Jepang mengabaikan ultimatum tersebut.
Tepat pada tanggal 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di Hiroshima. Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, AS menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki.
Setelah kejadian itu, tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, AS menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki.
Alsan kota Hiroshima menjadi target pengeboman karena kota itu berkembang sebagai ibu kota militer yang memiliki berbagai macam fasilitas dan kelompok pasukan militer.
Pengaruh pengeboman ini terhadap penyerahan diri Jepang dan alasan etisnya masih diperdebatkan sampai sekarang.
Para korban selamat dari pengeboman itu dikenal dengan nama hibakusha kebanyakan mengalami masalah kesehatan akibat radiasi nuklir. ***
