Seorang bidan adalah bagian yang berperan penting dari perjuangan seorang ibu untuk melahirkan buah hatinya ke dunia.
Di Indonesia sendiri kebidanan di perkenalkan dan di pelopori oleh seorang seorang dokter militer belanda dr W Bosch pada tahun 1851.
Saat itu Indonesia sendiri masih dalam masa penjajahan oleh kolonial Belanda.
Ia membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia (sekarang Jakarta).
Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena sedikitnya jumlah peserta didik yang disebabkan oleh larangan-larangan dan batasan-batasan terhadap wanita saat itu.
Pada tahunan 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit militer di batavia dan pada tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita Indoesia dibuka di Makassar.
Lulusan dari pendidikan ini harus bersedia untuk ditempatkan dimana saja tenaganya dibutuhkan dan mau menolong masyarakat yang tidak/kurang mampu secara cuma-cuma.
Lulusan ini mendapat tunjangan dari pemerintah kurang lebih 15-25 Gulden per bulan.
Kemudian dinaikkan menjadi 40 Gulden per bulan (tahun 1922).