Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Portugis Depak Spanyol dari Kepulauan Rempah-rempah

Rempah-rempah merupakan kekayaan nusantara yang membuat Bangsa Eropa betah untuk menguasai wilayah tersebut.

Terlebih di Maluku, di mana wilayah ini merupakan salah satu tempat paling kaya rempah-rempah di nusantara.

Itu juga menjadikannya wilayah paling banyak diincar oleh Bangsa Eropa.

Maluku sudah terkenal dengan rempah-rempahnya yang mendunia sejak dahulu kala, wilayah ini pun dijuluki ‘Kepulauan Rempah-rempah’.
Misalnya di Pulau Seram merupakan salah satu penghasil rempah-rempah terbaik di Wilayah Maluku.

Tanamam rempah-rempah yang tumbuh di sana cukup banyak dan bervariasi, seperti pala, cengkeh, lada, atau sagu.

Begitu menggiurkannya wilayah Maluku, rupanya ia pernah diperebutkan oleh Portugis dan Spanyol, bentrokan mereka itulah yang diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa.

Pada 1494, keduanya bersepakat membelah dunia menjadi dua bagian lewat Perjanjian Tordesillas.

Garis lurus ditarik dari Kutub Utara ke Kutub Selatan di Kepulauan Tanjung Harapan.

Hal itu menghasilkan pembagian yaitu Spanyol berkuasa atas sisi barat, sementara Portugis mendapat sisi timur.

Portugis pun berlayar ke arah Afrika, mengitari pantai barat benua itu dan menemukan India.

Tak berhenti di India, bangsa Portugis berlayar terus ke tenggara dan menemukan Indonesia.

Pada 1509, Portugis di bawah komando Diogo Lopes de Sequeira sampai ke Malaka. Meski baru pada 1511, ia menaklukkan Malaka.
Setelah menjelajahi Malaka, Portugis tak bertahan lama di sana.

Selanjutnya, ia terus menjelajah ‘Kepulauan Rempah-rempah’ hingga ke timur, lalu pada 1512, Portugis menemukan Maluku, pusat rempah-rempah.

Portugis segera bersekutu dengan Ternate, kerajaan setempat dan membangun benteng di sana.

Namun rupanya pada 1521, Spanyol juga tiba di Maluku setelah sebelumnya menemukan Filipina.

Kedatangan Spanyol itulah yang menjadi awal mula perebutan wilayah Maluku antara Portugis dan Spanyol.

Spanyol menjadi ancaman bagi Portugis, sebab saat itu Portugis memonopoli perdagangan di Maluku.

Portugis dan Spanyol pun bersaing dengan memanfaatkan permusuhan kerajaan lokal.

Selama hampir satu dekade, keduanya berperang.

Spanyol bersekutu dengan Tidore, sementara Portugis yang bersekutu dengan Ternate.

Sempat diupayakan penyelesaian untuk masalah tersebut, tapi belum juga menemui kesepakatan hingga dilakukanlah pertemuan di Saragosa, Spanyol.

Pertemuan di Saragosa antara Portugis dan Spanyol menghasilkan Perjanjian Saragosa.

Kesepakatan antara keduanya dalam pertemuan itu membuat Spanyol akhirnya angkat kaki dari wilayah Maluku.

Dengen hengkangnya Spanyol dari Maluku, Portugis pun kembali memonopoli perdagangan di wilayah tersebut.

Pertemuan kedua pihak berlangsung pada 22 April 1529.

Perjanjian Saragosa berisi garis demarkasi sekitar 297,5 leagues (952 mil laut) dari Maluku.

Lewat Perjanjian ini, Portugis berkuasa atas semua benua dan laut di barat garis itu, termasuk Asia dan kepulauan-kepulauan yang ditemukannya. Sementara Spanyol hanya mendapat Samudra Pasifik. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles